-->

Asal mula Santa claus

Dari Kristen kuno
Santo Nikolas dari Myra adalah inspirasi utama
untuk figur orang Kristen tentang Sinterklas.
Dia adalah uskup Myra di Lycia pada abad ke
4. Nikolas terkenal untuk kebaikannya
memberi hadiah kepada orang miskin. Dia
sangat religius dari awal umurnya dan
mencurahkan hidupnya untuk Kristen.

Di Eropa
(lebih tepatnya di Belanda, Belgia, Austria dan
Jerman) dia digambarkan sebagai uskup yang
berjanggut dengan jubah resmi. Relik dari
Santo Nikolas dikirim ke Bari di Italia selatan
oleh beberapa pedagang Italia; sebuah basilika
dibangun tahun 1087 untuk memberi mereka
rumah dan menjadi daerah ziarah.
Santo Nikolas menjadi dirujuk oleh orang
banyak sebagai Santo pelindung bagi pelaut,
pedagang, pemanah, anak-anak, tuna susila,
ahli obat, pengacara, pegadaian, tahanan,
kota Amsterdam dan Rusia.

Di Yunani, Santo Nikolas adalah pengganti
untuk Santo Basil (Agios Vasilis dalam Bahasa
Yunani), seorang uskup pada abad ke 4 dari
Caesarea. Bagian utara Belanda dan beberapa
desa di Flanders, Belgia, merayakan seorang
figur yang agak mirip, Sint-Maarten (Santo
Martin dari Tours).[1]

Dari Jerman
Menurut konversi orang Jerman dalam Kristen,
pada cerita rakyat Jerman terdapat kisah
tentang Dewa Odin (Wodan), yang setiap
tahun, pada masa perayaan Yule, melakukan
pesta perburuan yang dibimbing oleh dewa-
dewa dan prajurit yang mati dalam dunianya.
Anak-anak akan menaruh sepatunya, diisi oleh
wortel, jerami atau gula, di dekat cerobong
asap untuk kuda terbang Odin, Sleipnir, agar
kuda itu memakannya. Odin lalu akan memberi
hadiah anak-anak itu untuk kebaikannya
dengan mengganti makanan Sleipnir dengan
hadiah atau permen [Siefker, chap. 9, esp.
171-173].
Praktek ini masih ada di Jerman, Belgia dan
Belanda setelah adopsi kekristenan dan
kemudian digabungkan dengan perayaan
Santo Nikolas. Anak-anak masih menaruh
jerami mengisi sepatu di cerobong asap setiap
malam musim dingin, dan Santo Nikolas
memberi mereka hadiah permen dan hadiah-
hadiah. Kemunculan Odin cukup mirip dengan
Santo Nikolas, digambarkan sebagai orang tua
yang misterius dengan janggut.
Praktek ini lalu muncul di Amerika Serikat
melalui koloni Belanda di New Amsterdam lebih
dulu sebelum serangan Inggris pada abad ke
17, dan berevolusi menjadi menggantung kaus
kaki atau kaus kaki natal di dekat cerobong
asap. Banyak daerah di Austria dan bekas
daerah Italia yang direbut Austria-Hongaria,
(Friuli, kota Trieste) anak-anak memberi
permen dan hadiah pada hari Santo Nikolas
(San Niccolò dalam Bahasa Italia), menurut
kalender Katolik, pada tanggal 6 Desember.

Cerita rakyat lain, berdasarkan dari suku Indo-
Jerman, terdapat cerita bahwa ada orang
suci (kadang-kadang Santo Nikolas) dan setan
(kadang-kadang Krampus, atau troll). Laki-laki
muda memakai baju sebagai Krampus masih
ada dalam perayaan hari Santo Nikolas di
Kärnten (Austria Selatan) dan Carnia (Italia
timur laut). Cerita itu menyatakan bahwa
sebuah daratan diserang teror oleh seorang
monster yang pada saat malam hari melata
masuk ke cerobong asap dan membunuh
anak-anak ([[mengeluarkan isi perut mereka
atau menyimpan mereka untuk dimakan nanti).

Orang suci itu mencari setan itu, dan
menipunya dengan borgol yang diberkati
(dalam beberapa versi borgol yang sama
untuk memenjarakan Yesus, dalam versi lain
borgol itu adalah yang digunakan untuk
menahan Santo Petrus atau Paulus dari
Tarsus); setan itu terperangkap dan terpaksa
untuk mengikuti perintah sang orang suci.

Orang Suci itu menyuruhnya untuk pergi ke
setiap rumah dan membuat perubahan,
dengan memberikan hadiah kepada anak-
anak. Orang suci itu juga membuatnya
melakukan hal ini setiap tahun, atau sang
setan sangat muak dengan melakukan hal baik
dan memilih untuk kembali ke Neraka.

Versi lain mengatakan setan itu disusun
kembali atas perintah orang suci, dan pergi
merekrut elf dan anak setan untuk
membantunya, lalu menjadi Santa Claus.
Bentuk lain dalam cerita Jerman adalah dalam
cerita Pelznickel atau Belsnickle yang
mengunjungi anak-anak nakal saat tidur. Nama
ini berasal dari fakta bahwa orang itu adalah
makhluk buas yang besar karena dari kepala
sampai kakinya dipenuhi bulu.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter