-->

5 Bandara tersibuk di Indonesia

Kebutuhan akan transportasi udara dari tahun
ke tahun semakin meningkat. Hal tersebut
didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang positif membuat aktivitas bandara juga
meningkat. Moda transportasi udara yang
dahulu dinilai mahal oleh masyarakat saat ini
sudah bisa terjangkau.
Berikut kami mencoba mengulas beberapa
bandara tersibuk di Indonesia dari sisi jumlah
penumpang per tahunnya.

1. Bandara Soekarno Hatta
Bandara yang diambil dari nama presiden dan
wakil presiden Indonesia pertama ini mulai
beroprasi pada tahun 1985. Bandara ini
dirancang oleh arsitek asal Prancis Paul
Andreu dan berdiri di atas tanah seluas 18Â
km² di Kota Tangerang, Banten.
Bandara internasional ini awalnya dirancang
untuk menampung penumpang sebanyak 22
juta orang. Namun berdasarkan data Dewan
Bandara Internasional, pada 2011, penumpang
di bandara ini sudah mencapai sekitar 51,17
juta penumpang per tahunnya.
Dalam masterplan pengembangan bandara,
PT Angkasa Pura II selaku operator berencana
meningkatkan kapasitas menjadi 62 juta
penumpang per tahun pada 2014.
Peningkatan kapasitas apron atau lapangan
parkir pesawat juga menjadi bagian dalam
rencana yakni dari 125 pesawat menjadi 174
pesawat terbang.

Diperkirakan PT Angkasa Pura II akan
menghabiskan dana sekitar Rp 11,7 triliun untuk
melakukan pengembangan bandara hingga
2014 ini.

2. Bandara Juanda
Bandara Internasional Juanda berlokasi di
Surabaya, Jawa Timur. Bandara yang diambil
dari nama perdana menteri terakhir di
Indonesia ini dioperatori oleh PT Angkasa Pura
I.

Bandara yang berdiri di atas tanah seluas
51.500 m ini, berdasarkan data Dewan
Bandara Internasional pada 2011 melayani
sekitar 13,77 juta penumpang tiap tahunnya.
Angka ini meningkat dalam tiga tahun
terakhir di mana pada 2008 hanya melayani
8,8 juta penumpang, 2009 melayani 10,6
juta penumpang dan 2010 melayani 11,1 juta
penumpang.

3. Bandara Ngurah Rai
Bandara internasional ini terletak di sebelah
selatan Bali. Sebagai tujuan wisata yang telah
mendunia, tentu Bali sangat padat dan ramai
oleh wisatawan hampir setiap harinya,
sehingga bandara Ngurah Rai menjadi salah
satu bandara tersibuk.

Bandara ini setidaknya telah melayani sekitar
27 maskapai penerbangan yang terdiri dari 10
maskapai penerbangan dengan jalur domestik
dan 17 lainnya maskapai penerbangan dengan
jalur internasional.

Berdasarkan data Dewan Bandara
Internasional, Bandara Ngurah Rai pada 2011
tercatat telah melayani 12 ,7 juta penumpang.
Angka ini meningkat terus di mana pada
2009 jumlah penumpang sekitar 9,6 juta
orang dan 2010 sebanyak 11,1 juta orang.

4. Bandara Sultan Hasanuddin
Bandara yang dioprasikan oleh PT Angkasa
Pura I ini terletak di Kota Makassar, Sulawesi
Selatan. Bandara ini mengalami proses
perluasan dan pengembangan yang dimulai
tahun 2004. Saat ini, Bandara Sultan
Hasanuddin melayani 225 rute penerbangan.
Ada 18 maskapai yang melayani penerbangan
domestik, dan 2 maskapai yang melayani rute
internasional.

Bandara yang sempat dinobatkan menjadi
salah satu bandara dari tiga bandara terbaik
di Indonesia ini, dari data Dewan Bandara
Internasional menempati urutan keempat
sebagai bandara tersibuk.
Pada 2011 tercatat Bandara Sultan
Hasanuddin telah melayani penumpang
sebanyak 7,4 juta orang. Tingginya frekuensi
penumpang di bandara ini membuat otoritas
bandara memperluas bandara dari 51.000 m²
menjadi sekitar 7 hektar.

5. Bandara Polonia
Nama Polonia diambil sebagai nama bandara
berdasarkan negara asal pembangunnya yakni
Polandia. Bandara ini berdiri di kawasan yang
dulunya merupakan lahan pekebunan milik
orang Polandia bernama Michalski.
Bandara Polonia berdiri di atas tanah seluas
144 hektar. Bandara ini dirancang untuk
dapat memuat maksimum sekitar 900.000
penumpang. Dari tahun ke tahun arus
penumpang Polonia cenderung mengalami
peningkatan antara 15 hingga 20 persen.

Pada 2004 jumlah pergerakan pesawat
mencapai 35.100 penerbangan domestik dan
8.266 penerbangan internasional.
Berdasarkan data Dewan Bandara
Internasional pada 2011 tercatat 7,1 juta
penumpang melewati Bandara Polonia. Angka
ini tentunya jauh di atas kapasitas awalnya.

Tidak representatifnya bandara ini dengan
jumlah penumpang, rencananya bandara ini
dalam beberapa tahun ke depan akan
dipindahkan ke Kuala Namu, di Kabupaten Deli
Serdang. Setelah Kuala Namu mulai
beroperasi, operasional bandara akan
diserahkan kepada TNI AU.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter