-->

7 Penyakit yang harus di waspadai saat banjir

Waspada penyakit menular di saat cuaca
buruk ditambah musim banjir, banyak
penyakit - penyakit yang mudah menular
dan harus diwaspadai.
Waspada 7 penyakit menular di musim
banjir, seperti yang dilansir dari kompas.com
(18/1/13):

1. Diare
Diare memiliki hubunagn kebersihan individu
(personal hygiene) dan lingkungan. Potensi
banjir yang meningkat membuat sumber air
dari sumur dangkal ikut tercemar.
Ketersediaan air bersih di pengungsian bisa
menimbulkan penyakit diare disertai
penularan yang cepat.
Langkah antisipasi: biasakan cuci tangan
dengan sabun setiap akan makan atau
minum serta sehabis buang hajat. Kedua,
pastikan merebus air minum hingga
mendidih setiap hari. Ketiga, menjaga
kebersihan lingkungan, hindari tumpukan
sampah di sekitar tempat tinggal. Keempat,
hubungi segera petugas kesehatan terdekat
bila ada gejala-gejala diare.

2. Demam berdarah
Musim hujan menimbulkan peningkatan
tempat perindukan nyamuk aedes aegypti
( nyamuk penular penyakit demam
berdarah ). Banyaknya sampah seperti
kaleng bekas, ban bekas, dan tempat-
tempat yang bisa terisi air dan menjadi
genangan akan menjadi tempat
berkembang biak nyamuk. Hal ini tentu
membuat risiko terjadinya penularan juga
semakin meningkat.
Langkah antisipasi: Aktif dengan gerakan 3
M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas,
menguras tempat penampungan air secara
teratur, dan menutup tempat penyimpanan
air dengan rapat. Selain itu, masyarakat
diharapkan segera membawa anggota
keluarganya ke sarana kesehatan bila ada
yang sakit dengan gejala panas tinggi
tanpa sebab yang jelas, disertai adanya
tanda-tanda pendarahan.

3. Penyakit leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh
bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini
termasuk salah satu
penyakit zoonosis karena ditularkan melalui
hewan atau binatang seperti tikus, melalui
kotoran dan air kencingnya. Saat musim
hujan, tikus-tikus keluar dari tempat
tinggalnya dan berkeliaran di sekitar
manusia sehingga kotoran dan air
kencingnya akan bercampur dengan air
banjir. Seseorang yang memiliki luka,
kemudian bermain atau terendam air banjir
yang sudah tercampur dengan kotoran
atau kencing tikus yang mengandung
bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi dan
jatuh sakit.
Langkah antisipasi: Menekan populasi dan
hindari adanya tikus yang berkeliaran di
sekitar tempat tinggal, dengan selalu
menjaga kebersihan. Kedua, hindari bermain
air saat terjadi banjir, terutama bila memiliki
luka. Ketiga, gunakan pelindung seluruh
tubuh seperti sepatu jika terpaksa harus
memasuki area banjir. Keempat, segera
berobat ke sarana kesehatan bila sakit
punya gejala panas tiba-tiba, sakit kepala,
dan menggigil.

4. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Penyebab ISPA dapat berupa bakteri, virus,
dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama
dapat berupa batuk dan demam. Jika berat,
maka dapat atau mungkin disertai sesak
napas, nyeri dada, dan lain-lain.
Penanganannya: Istirahat; pengobatan
simtomatis sesuai gejala, dan mungkin
diperlukan pengobatan kausal untuk
mengatasi penyebab; meningkatkan daya
tahan tubuh; dan mencegah penularan
terhadap orang sekitar (misalnya dengan
menutup mulut ketika batuk, tidak meludah
sembarangan). Faktor berkumpulnya banyak
orang—misalnya di tempat pengungsian
korban banjir—juga berperan dalam
penularan ISPA.

5. Penyakit kulit
Penyakit kulit dapat berupa infeksi, alergi,
atau bentuk lain. Jika musim banjir datang,
maka masalah utamanya adalah kebersihan
yang tidak terjaga baik. Seperti juga pada
ISPA, berkumpulnya banyak orang juga
berperan dalam penularan infeksi kulit.

6. Penyakit saluran cerna lain, misalnya
demam tifoid
Dalam hal ini, faktor kebersihan makanan
memegang peranan penting.

7. Memburuknya penyakit kronis yang
mungkin memang sudah diderita
Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan
tubuh akibat musim hujan berkepanjangan,
apalagi bila banjir yang terjadi selama
berhari-hari.
Agar tidak mudah terhindar penyakit
menular lainnya, kalian harus hidup bersih,
makan yang baik dan bersih, istirahat
cukup, dan sering cuci tangan pakai sabun.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter