-->

Apa itu pembelajaran berorientasi

[www.ravictory.blogspot.com] ~ Teori Konstruktivisme didefinisikan
sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan mencipta
sesuatu makna dari apa yang
dipelajari. Konstruktivisme
sebenarnya bukan merupakan
gagasan yang baru, apa yang dilalui
dalam kehidupan kita selama ini.
Seperti, himpunan dan pembinaan
pengalaman demi pengalaman. Hal
ini menyebabkan seseorang
mempunyai pengetahuan dan
menjadi lebih dinamis. Pendekatan
konstruktivisme mempunyai
beberapa konsep umum seperti:

1. Pelajar aktif membina
pengetahuan berasaskan
pengalaman yang sudah ada.
2. Dalam konteks pembelajaran,
pelajar seharusnya membina sendiri
pengetahuan mereka.
3. Pentingnya membina pengetahuan
secara aktif oleh pelajar sendiri
melalui proses saling memengaruhi
antara pembelajaran terdahulu
dengan pembelajaran terbaru.
4. Unsur terpenting dalam teori ini
ialah seseorang membina
pengetahuan dirinya secara aktif
dengan cara membandingkan
informasi baru dengan
pemahamannya yang sudah ada.
5. Ketidakseimbangan merupakan
faktor motivasi pembelajaran yang
utama.
Faktor ini berlaku apabila seorang
pelajar menyadari gagasan-
gagasannya tidak konsisten atau
sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
6. Bahan pengajaran yang
disediakan perlu mempunyai
perkaitan dengan pengalaman
pelajar untuk menarik minat pelajar.
Teori konstruktivisme didasari oleh
ide-ide Piaget, Bruner, Vygotsky dan
lain-lain. Piaget berpendapat bahwa
pada dasarnya setiap individu sejak
kecil sudah memiliki kemampuan
untuk mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri.

Pengetahuan yang dikonstruksi oleh
anak sebagai subjek, maka akan
menjadi pengetahuan yang
bermakna, sedangkan pengetahuan
yang hanya diperoleh melalui proses
pemberitahuan tidak akan menjadi
pengetahuan yang bermakna,
pengetahuan tersebut hanya untuk
diingat sementara setelah itu
dilupakan.

Yang terpenting dalam teori
konstruktivisme adalah bahwa
dalam proses pembelajaran siswalah
yang harus mendapatkan
penekanan. Siswa tidak lagi
diposisikan bagaikan bejana kosong
yang siap diisi. Dengan sikap pasrah
siswa disiapkan untuk dijejali
informasi oleh gurunya. Atau siswa
dikondisikan sedemikian rupa untuk
menerima pengatahuan dari
gurunya. Merekalah yang harus aktif
mengembangkan pengetahuan
mereka, bukannya guru atau orang
lain. Mereka yang harus bertanggung
jawab terhadap hasil belajarnya.
Penekanan belajar siswa secara aktif
ini perlu dikembangkan. Kreativitas
dan keaktifan siswa akan membantu
mereka untuk berdiri sendiri dalam
kehidupan kognitif siswa (Suparno,
1997 : 81).

Siswa kini diposisikan sebagai mitra
belajar guru. Guru bukan satu-
satunya pusat informasi dan yang
paling tahu. Guru hanya salah satu
sumber belajar atau sumber
informasi. Sedangkan sumber belajar
yang lain bisa teman sebaya,
perpustakaan, alam, laboratorium,
televisi, koran dan internet. Seorang
guru tidak mengajarkan kepada
anak bagaimana menyelesaikan
persoalan, namun
mempresesentasikan masalah dan
mendorong siswa untuk menemukan
cara mereka sendiri dalam
menyelesaikan permasalahan. Hal
ini berarti siswa mengkonstruksi
pengetahuannya melalui interaksi
dengan objek, fenomena,
pengalaman dan lingkungan mereka.
Implementasi teori konsruktivisme
dalampembelajaran, secara umum
menurut Horsley (Yamin, 2008:93)
meliputi empat tahap. Pertama,
apersepsi, ini berguna untuk
mengungkapkan konsepsi awal siswa
danmembangkitkanmotivasi belajar.
Kedua, tahap eksplorasi. Ketiga, tahap
diskusi dan penjelasan konsep, dan
terakhir, tahap pengembangan dan
aplikasi konsep.

Pelaksanaan pembelajaran
berorientasi konstruktivistik
menuntut guru berperan sebagai
fasilitator belajar. Tugas dari
fasilitator belajar adalah
menyediakan sarana dan prasarana
yang merangsang siswa
mengkomunikasikan ide-ide ilmiah
mereka, menyediakan pengalaman
dan kesempatan yang mendukung
siswa belajar aktif serta memonitor
dan mengevaluasi hipotesis dan
kesimpulan yang mereka peroleh.
Peranan guru sebagai fasilitator
belajar diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan minat
belajar siswa.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter