-->

Gangguan Jiwa Ini Sering Dialami Pasien Gagal Ginjal

Ginjal berfungsi menyaring limbah sisa metabolisme tubuh dari darah untuk dibuang lewat urine. Pada pasien gagal ginjal, fungsi penyaringan ini lumpuh sehingga membutuhkan cuci darah. Selain mengganggu fisik, ternyata komplikasi gagal ginjal juga bisa memicu gangguan jiwa.

"Selain perjalanan penyakit yang panjang, ketidakmampuan pasien dan perasaan tidak nyaman yang diakibatkan karena bergantung dengan mesin hemodialisis sering menjadi sumber putus asa yang mengarah kepada kendala psikologis lebih lanjut," kata dr Andri, SpKJ, Psikiater Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera dalam surat elektroniknya kepada RdbC-Health, Rabu (6/3/2013).

Lebih lanjut lagi, dr Andri menerangkan bahwa penelitian sebelumnya mengungkap hubungan antara gagal ginjal dengan timbulnya gangguan psikiatri pada pasien. Kondisi ini bisa terjadi pada kasus gagal ginjal akut maupun kronis. Beberapa gangguan psikiatri yang sering menyerang pasien gagal ginjal yaitu:

1. Delirium
Delirium adalah kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan konsentrasi dan gangguan kecerdasan sampai kebingungan yang disertai dengan kelesuan. Delirium pada kondisi gagal ginjal dikaitkan dengan kegagalan ginjal dalam mengeluarkan metabolit beracun dari dalam tubuh lewat saluran kemih.

"Penyebabnya bisa karena kadar ureum dalam darah yang meningkat (uremia), anemia dan hiperparatiroidisme. Kondisi ini juga bisa terjadi seiring dengan peningkatan pasien diabetes yang menerima dialisis akibat kondisi disfungsi ginjalnya," terang dr Andri.

Biasanya dengan hemodialisis atau cuci darah, kondisi gangguan kognitif pasien akan kembali normal seperti sedia kala. Namun ada kalanya beberapa kondisi ini menetap.

2. Depresi
Depresi adalah kondisi gangguan kejiwaan yang paling banyak ditemukan pada pasien gagal ginjal. Prevalensi depresi berat pada populasi umum adalah sekitar 1,1 - 15% pada laki-laki dan 1,8 - 23% pada wanita. Namun pada pasien hemodialisis, prevalensinya sekitar 20 - 30%, bahkan bisa mencapai 47%.

"Kondisi gagal ginjal yang biasanya dibarengi dengan hemodialisis adalah kondisi yang sangat tidak nyaman. Kenyataan bahwa pasien gagal ginjal, terutama gagal ginjal kronis yang tidak bisa lepas dari hemodialisis sepanjang hidupnya menimbulkan dampak psikologis yang hebat," papar dr Andri.

Faktor kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada seperti kebebasan, pekerjaan dan kemandirian adalah hal-hal yang sangat dirasakan oleh para pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis. Hal ini bisa menimbulkan gejala-gejala depresi yang nyata pada pasien gagal ginjal sampai dengan tindakan bunuh diri.

3. Sindrom Disequilibrium
Gangguan ini cukup sering terjadi pada pasien hemodialisis dan biasanya terjadi 3 - 4 jam setelah hemodialisis, namun bisa juga terjadi 8 - 48 jam setelahnya. Kondisi ini muncul karena terjadi ketidakseimbangan osmotik dan perubahan pH darah yang cepat sehingga memicu gejala seperti sakit kepala, mual, kram otot, iritabilitas, agitasi, mengantuk dan terkadang kejang. Gejala psikosis juga bisa terjadi.

"Biasanya kondisi ini terjadi pada pasien yang baru pertama kali menjalani hemodialisis. Kondisi ini biasanya segera terjadi setelah hemodialisis, namun bisa segera membaik jika diberikan penanganan yang tepat. Penggunaan obat antipsikotik dosis kecil bisa diberikan kepada pasien untuk mengatasi gejala-gejala psikotik yang timbul akibat kondisi ini," kata dr Andri.

(rvtc.ry)

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter