-->

Bahan Kimia di Produk Rumah Tangga Bisa Sebabkan Kanker & Infertilitas

Saat ini manusia hidup dengan paparan berbagai bahan kimia di produk rumah tangga yang digunakannya. Ditengarai paparan bahan kimia itu bisa menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker payudara.

Tak hanya kanker payudara, paparan bahan kimia dalam produk sehari-hari itu juga bisa menyebabkan asma, infertilitas dan cacat lahir. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahan kimia yang terkandung pada mainan anak-anak, dashboard mobil, dan kartu kredit bisa jadi memberikan dampak serius bagi kesehatan. Paparan bahan kimia itu ditengarai bisa mempengaruhi sistem hormon.

Dikutip dari Daily Mail, Kamis (21/2/2013), WHO dalam laporannya menyarankan diberlakukannya larangan penggunaan bahan kimia berbahaya dalam produk rumah tangga untuk melindungi generasi mendatang. Laporan juga menyebut bahwa masuk akal jika muncul dugaan zat kimia yang disebut phthalate berdampak buruk pada kesuburan perempuan. Zat tersebut juga dikaitkan dengan peningkatan penyakit pada anak-anak, seperti leukemia.

Bisphenol A juga dicurigai terkandung dalam sebagian besar barang-barang sehari-hari termasuk kaleng dan kacamata hitam. Senyawa buatan manusia itu diduga mengganggu hormon alami yang menjadi kunci pertumbuhan dan perkembangan kesehatan secara keseluruhan.

Menurut WHO ada bukti yang sangat kuat terkait dampak negatif senyawa itu pada hewan, di mana dapat mengganggu hormon tiroid. Selanjutnya senyawa tersebut juga bisa menyebabkan kerusakan otak, kecerdasan terhambat, gangguan perhatian, hiperaktif dan autisme.

Bukti kuat dampak negatif paparan bahan kimia juga terlihat dari peningkatan risiko kasus kanker prostat akibat pestisida pertanian. Ditemukan pula bukti keterkaitan paparan bahan kimia dengan risiko bahaya kesehatan saat kehamilan, meningkatnya berat badan bayi dan anak, serta kanker payudara.

Pada 10 tahun lalu badan PBB juga telah melakukan penelitian serupa. Hasilnya kala itu menyebut hanya ada bukti lemah kaitan paparan bahan kimia dan bahaya kesehatan manusia.

Namun dengan berbagai temuan terkini, WHO menyatakan bahan kimia berbahaya pada produk rumah tangga tersebut sebagai ancaman global. Ratusan senyawa telah memapar manusia dan hewan, melalui debu yang terhirup, makanan yang telah terkena senyawa berbahaya itu, atau melalui jari tangan yang masuk ke mulut.

WHO berhenti sementara untuk mengatakan bahwa bahan kimia menyebabkan penyakit, namun kemudian organisasi itu menyebut dalam beberapa kasus ditemukan bukti kuat bahwa bahan kimia berdampak pada kesehatan.

Dalam laporan yang disusun bersama oleh WHO dan United Nations Environment Programme (UNEP) dengan tajuk 'Pernyataan Ilmiah tentang Endocrine Disrupting Chemicals (EDCs)' menjelaskan secara komprehensif, dan tidak hanya berfokus pada satu bahan kimia dan satu penyakit saja. Semua bukti yang ditemukan kemudian dievaluasi.

Laporan tersebut menyatakan bahwa berbagai sistem yang dipengaruhi oleh endocrine-disrupting chemicals, termasuk sistem hormonal, tentunya akan berdampak pada perkembangan dan fungsi organ reproduksi. Berpengaruh juga pada jaringan dan organ yang mengatur metabolisme.

"Efeknya dapat menyebabkan obesitas, infertilitas atau berkurangnya kesuburan, kesulitan belajar dan mengingat, penyakit jantung dan diabetes pada dewasa, serta berbagai penyakit lainnya," demikian kata laporan tersebut.

Yang mengkhawatirkan, laporan tersebut memperingatkan bahwa bahan kimia sejauh ini dinilai oleh para ilmuwan sebagai 'puncak gunung es' karena di luar sana mungkin ada kandungan lain yang berbahaya.

Laporan itu ditulis dalam waktu lebih dari dua tahun oleh para pakar dunia. Dituliskan pula dalam lapora bahwa prevalensi asma pada anak telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama 20 tahun terakhir. Saat ini hal itu menjadi penyebab utama anak menjalani rawat inap sehingga harus absen dari sekolah.

"Cacat lahir tertentu, seperti pada organ reproduksi laki-laki telah meningkat. Kasus leukemia dan kanker otak pada anak juga meningkat, demikian halnya dengan kanker testis. Ini merupakan statistik kesehatan yang mencolok," sebut laporan itu.

Tak hanya manusia, menurut WHO, satwa liar juga berisiko terkena dampak bahan kimia berbahaya. Karena itu penting pula untuk melibatkan satwa liar dalam penelitian untuk memastikan adanya dampak paparan bahan kimia.

Direktur Kesehatan Publik dan Lingkungan WHO, Dr Maria Neira, mengatakan studi ilmiah terbaru menunjukkan bahwa masyarakat di seluruh dunia terpapar endocrine-disrupting chemicals dan menghadapi sejumlah risikonya. Karena itulah semua orang memiliki tanggung jawab yang sama untuk melindungi generasi mendatang.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter