-->

SBY Minta Korut Transparan Soal Nuklir

Headline
Sumber : www.ravictory.co.cc

Dewan Keamanan PBB segera mengeluarkan pernyataan kecamannya dan menegaskan bahwa peluncuran roket Korut telah melanggar resolusi DK PBB Nomor 1718.
Tidak terima dengan kecaman Dewan Keamanan PBB tersebut, Korea Utara mengancam akan meninggalkan perundingan enam pihak (Six-Party Talk) dan mengaktifkan kembali reaktor nuklirnya di Yongbyon yang telah dimatikan sejak 2007.
Bahkan Korea Utara bertindak lebih jauh lagi dengan mengusir tim inspeksi IAEA dari instalasi nuklirnya di Yongbyon, Perkembangan ini merupakan setback yang signifikan bagi perundingan Six-Party Talk.
Dua tahun terakhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Keamanan Nuklir digelar dua kali, yaitu 12-13 Maret 2010 di Washington Amerika Serikat dan 26-27 Maret 2012 di Seoul Korea Selatan.
Konferensi I menghasilkan Komunike Washington, antara lain menyangkut kesepakatan 47 negara peserta untuk meminimalisasi materi nuklir, meratifikasi ketentuan internasional terkait keamanan nuklir, dan mendukung segenap aktivitas yang relevan dengan inisiatif global berkait keamanan nuklir.
Adapun konferensi II menghasilkan persetujuan 53 negara peserta, di antaranya membangun komitmen untuk meningkatkan keamanan nuklir, termasuk mengurangi jumlah arsenal nuklir.
Pesan utama yang bisa kita tangkap dari dua konferensi itu adalah betapa serius ikhtiar para pemimpin dunia untuk menyelamatkan kehidupan manusia dan dunia dari ancaman bahaya (perang) nuklir.
Menyikapi perkembangan nuklir korea utara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Korea Utara lebih transparan dan komunikatif dalam hal kepemilikan senjata nuklir.
Hal tersebut dinilai bisa mendorong upaya mewujudkan reunifikasi antara Korea Selatan dan Korea Utara. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa usai mengikuti pertemuan bilateral antara Presiden SBY dengan Presiden Republik Demokratik Rakyat Korea atau Korea Utara Kim Yong Nam, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (15/5).
Imbauan Presiden SBY agar Korea Utara bersikap lebih transparan mengenai masalah nuklir merupakan bentuk kepeduliannya terhadap masalah perdamaian dunia. Konflik Korea Utara dan Korea Selatan merupakan salah satu konflik paling mengancam perdamaian dunia dewasa ini.
Ada pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh SBY agar perlunya mewujudkan kedamaian dunia. kesimpulannya, realitas kehidupan dunia sekarang ini memang berada di tengah ancaman perang senjata nuklir. Masuk akal jika banyak pemimpin negara sepakat berkomitmen meningkatkan keamanan nuklir, baik dari segi pemanfaatan maupun penjagaannya.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter