-->

Sejarah tarian Ketuk Tilu

Ketuk Tilu adalah suatu tarian
pergaulan cikal bakal Jaipongan
yang berasal dari Jawa Barat
dan sekaligus hiburan yang
biasanya diselenggarakan pada
acara pesta perkawinan, acara
hiburan penutup kegiatan atau
diselenggrakan secara khusus di
suatu tempat yang cukup luas [1].

Istilah ketuk tilu diambil dari alat
musik pengiringnya, yaitu 3 buah
ketuk (bonang) yang memberi
pola irama rebab, kendang
(gendang) indung (besar) dan
kulanter (kecil) untuk mengatur
dinamika tari/kendang yang
diiringi kecrek dan goong.
Dahulu, ketuk tilu adalah upacara
menyambut panen padi sebagai
rasa terima kasih kepada Dewi
Sri. Upacara ini dilakukan pada
waktu malam hari, dengan
mengarak seorang gadis diiringi
bunyi-bunyian yang berhenti di
tempat luas. Sekarang, ketuk tilu
menjadi tarian pergaulan dan
hiburan, biasanya
diselenggarakan pada pesta
perkawinan, hiburan penutup
suatu kegiatan, atau digelar pada
acara-acara khusus. Di desa-desa
tertentu, pertunjukan tari ketuk
tilu sering dilakukan semalaman
suntuk.

Kostum yang dipakai penari
wanita ketuk tilu adalah kebaya,
sinjang (celana panjang) sabuk,
dan beragam aksesoris, seperti
gelang dan kalung. Sedangkan
untuk penari pria, mengenakan
baju kampret warna gelap,
celana pangsi, ikat kepala, dan
sabuk kulit.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter