Ada fakta yang menarik nih. Tahu tidak kalau
tinggi nabi Adam as adalah sekitar 30 meter.
Fakta ini ada disebut dalam sebuah hadist
shahih. Tidak sedikit orang menertawakan
kandungan hadist ini, karena menganggap hal
itu tidak terbukti secara ilmu pengetahuan.
Benarkah begitu? Ini hadist yang menyatakan
tinggi nabi Adam as.
[Al-Bukhariy/ 6227] Telah bercerita kepada
kami Yahya bin Ja`far: Telah bercerita kepada
kami `Abdu r-Razzaq, dari Ma`mar, dari
Hammam, dari Abi Hurayrah, dari Nabi, dia
berkata: “Allah menjadikan Adam tingginya 60
hasta, kemudian (Allah) berfirman: Pergilah
dan memberi salamlah kepada para malaikat
itu, dan dengarkanlah mereka memberi
hormat kepada engkau. Itulah kehormatan
engkau dan keturunan engkau, lalu (Adam)
mengucapkan: Assalamu ‘alaikum, maka (para
malaikat) mengucapkan assalamu alaika wa
rahmatullah, (para malaikat) menambahkan:
warahmatullah, maka setiap orang yang
masuk surga serupa dengan Adam (dalam hal
perawakan/postur dan gambaran), dan
manusia itu senantiasa bertambah kecil sampai
sekarang“.
Maksudnya jaman dulu nama Adam as
tingginya adalah 60 hasta (1 Kaki = 30 cm, 1
hasta = 1,5 kaki, jadi 60 hasta = 90 kaki = 30
meter), sedangkan keturunannya makin lama
makin pendek hingga akhirnya sampai kepada
tinggi manusia yang sekarang. Apa fakta sains
kalau itulah yang terjadi? Cerita nyata berikut
ini secara tidak langsung mendukung
kebenaran hadis di atas tersebut.
Ada seorang doktor ahli biologi dari Universitas
Hebrew berdialog dengan seorang Rabbi
Yahudi yang bernama Dovid Brown. Doktor
yang bernama Lesser itu bertanya kepada
Rabbi tersebut berapa sesungguhnya tinggi
manusia pertama. Rabbi itu menjawab bahwa
tinggi manusia pertama adalah sama dengan
rata-rata tinggi manusia sekarang menurut
“Jewish sages”. Tapi Dr. Lesser membantah
pendapat Rabbi tersebut. Dr. Lesser
menunjukkan fakta bahwa apabila manusia
yang ada sekarang ini dianggap berasal dari
hanya sepasang manusia pada awalnya, maka
tinggi manusia yang terawal itu harusnya
sekitar 90 kaki. Ini berdasarkan penelitian,
manusia mengalami penyusutan tinggi badan
secara terus-menurus yang disebut “genetic
bottelneck”. Seandainya tidak ada terobosan di
bidang gizi pada abad ke 17 dan 18, niscaya
manusia yang ada sekarang lebih pendek lagi
dari tinggi rata-rata sekarang ini.
Informasi di atas dikutip dari “the English
section of the September 2001 issue of the
Hebrew-English Israeli popular science journal
“Ha-Mada Ha-Yisraeli B’Angleet V’Ivreet.”
Sebenarnya doktor itu menolak klaim yang
mengatakan bahwa asal-usul manusia berasal
dari nabi Adam as, dengan cara menunjukkan
fakta bahwa nabi Adam as itu tingginya
adalah sekitar 30 meter. Hal menjadi bahan
tertawaan ahli-ahli biologi tersebut.
Padahal
yang sebenarnya terjadi, fakta yang
ditunjukkan oleh doktor tersebut malah
menunjukkan kebenaran hadist di atas.
Kalau saya menjadi anda, maka saya akan
berusaha menjelaskan kepada anak saya
bahwa asal-usul manusia itu berasal dari nabi
Adam as, walaupun di sekolahnya diajar teori
evolusi yang mengatakan bahwa manusia
berasal dari monyet. Saya akan katakan
kepada anak saya bahwa mempercayai teori
evolusi manusia berasal dari monyet dapat
mencemarkan kemurnian tauhid kita. Ini
dikarenakan teori evolusi yang merupakan
aqidah penting kaum atheis berusaha
menghapuskan keterlibatan Tuhan yang Maha
Pencipta.
Tambahan sedikit. Seandainya tidak ada
pembuktian ilmiah pun, kita wajib percaya
bahwa tinggi nabi Adam as adalah 30 meter,
karena sumber informasi berasal dari sebuah
hadist yang shahih.
Post a Comment
Post a Comment
This Blog is DOFOLLOW, Well Please Comment and are not included in spam Thank You..
Cheers,
Admin