-->

8 Pertanyaan klasik saat baru belajar fotografi

Jakarta - Tren memotret meningkat pesat
dalam 5 tahun terakhir. Jutaan frame
dihasilkan per hari dan ini sulit dibayangkan 10
tahun lalu. Teknologi kamera yang semakin
murah dan software yang semakin memukau
membuat hobi ini mencuat tidak terkira.
Namun, bagi yang baru memulai pada
kesenangan visual ini, biasanya berkutat pada
pertanyaan-pertanyaan klasik berikut. Apa
saja?

1. Kamera apa yang paling bagus?
Dari sisi kualitas gambar, tentu teknologi
kamera medium format dan large format
tidak ada yang mengalahkan. Namun, dari sisi
kepraktisan dan bagi yang mau belajar
fotografi, barangkali kamera jenis ini perlu
Anda lupakan dulu.
Pilihlah kamera Digital Single Lens Reflect
(DSLR). Bentuknya yang simpel dan fitur yang
mudah dioperasionalkan sangat cocok bagi
siapa saja. Kamera saku juga tidak tabu untuk
mempelajari fotografi.

2. Merk kamera apa yang paling jago?
Ini merupakan pertanyaan umum dan paling
populer saat akan menerjuni dunia fotografi.
Pertanyaan ini seperti Anda akan membeli
mobil, merek mobil Apa yang paling bagus?
Tentu semua punya karakteristik dan kelebihan
masing-masing. Juga kelemahannya.
Dengan plus minusnya, Anda sebagai
fotografer lah yang mampu mengeksplorasi
kelebihannya dan menutupi kekurangan
kamera yang telah dibeli. Tidak perlu ragu bila
merek kamera Anda jarang digunakan oleh
teman-teman Anda.

3. Dengan budget terbatas, kamera apa yang
akan dibeli?
Bila punya budget di bawah Rp 5 juta, belilah
kamera saku yang sudah menyediakan fitur
'Manual'. Fitur ini akan membantu Anda
berkenalan dengan 'Speed' dan 'Diafragma'.
Jangan ragu untuk membeli kamera poket.
Karena semahal-mahalnya kamera, tidak bisa
menunjukan angle terbaik saat memotret.
Kamera juga tidak bisa menunjukkan komposisi
terbaik maupun ide terbagus untuk memotret
walau seharga Rp 200 juta sekalipun. Baik
buruk hasil memotret ada di tangan
fotografer.
Bila uang Anda dalam kisaran Rp 5 juta hingga
Rp 10 juta, coba cari kamera prosumer dengan
tambahan lensa kit. Bila budget antara Rp 10
juta hingga Rp 20 juta, cobalah pilih kamera
semi profesional dengan pilihan lensa fix.

4. Bagus mana, DSLR atau mirrorless?
Dari sisi kepraktisan, kamera digital tanpa lensa
(mirrorless) tentu sangat tepat. Kamera jenis ini
akan sangat berguna untuk menemani Anda
jalan-jalan karena fisiknya yang ringan dan
ringkas. Kualitas gambar juga berani bersaing
dengan kamera DSLR.
Namun untuk memasuki dunia fotografi lebih
expert lagi, ada baiknya memilih DSLR pada
umumnya. Sebab, kecepatan menyimpan
gambar ke memori card di kamera mirrorless,
masih kalah cepat dengan kamera SLR pada
umumnya. Terlebih baterai kamera jenis
mirrorless cukup boros.

5. Setelah beli kamera, beli lensa wide dulu
atau tele?
Bila Anda telah mempunyai pilihan untuk
memotret landscape, maka lensa tele menjadi
prioritas kedua. Bila masih mencoba
bereksperimen, lensa tele tidak ada salahnya.
Tele 200 mm sudah lebih dari cukup. Lensa
tele ini sangat tepat untuk memotret model,
olahraga, atau traveling.

6. Lebih bagus mana, wide atau tele?
Wide dan tele mempunyai fungsi dan
kelebihan masing-masing. Satu untuk
memotret dengan sudat pandang yang luas,
satunya untuk mendekatkan objek yang jauh.
Kalau punya budget cukup banyak, beli kedua-
duanya langsung.

Namun bila budget Anda terbatas, saya
sarankan beli lensa wide (lebar) terlebih
dahulu. Lensa lebar ini dalam kisaran 16mm,
17mm, 20mm, 24mm, dan 28mm.
Kalaupun budget masih juga belum
mencukupi, Anda bisa maksimalkan lensa kit.
Ada baiknya juga menabung untuk membeli
lansa normal dengan diafragma (f) besar
terlebih dahulu yang cukup terjangkau. Lensa
normal ini yakni 50 mm. Disebut normal karena
tidak menimbulkan distori gambar dan
jangkauan lensa sesuai dengan mata manusia.

7. Perlukah mengambil kursus fotografi
ataukah otodidak?
Kalau Anda mempunyai budget, tidak ada
salahnya mengambil kelas fotografi. Sebab,
Anda akan memahami fotografi secara
sistematis dan terstruktur.
Kalaupun enggan mengambil kursus fotografi,
cobalah untuk tekun belajar, konsisten dan
tidak cepat puas. Memasuki klub fotografi
untuk bertukar pendapat soal fotografi sangat
dibutuhkan juga dan sangat membantu
fotografi Anda.

8. Apakah perlu mengambil kursus software
fotografi?
Lebih baik Anda memperdalam kemampuan
memotret terlebih dahulu pada bulan-bulan
pertama. Bila merasa mulai piawai
menggunakan kamera Anda, tidak ada
salahnya mencoba memperdalam software
fotografi.

Kemampuan matang fotografi sangat
diperlukan supaya Anda tidak terlalu
mengandalkan software. Juga mematangkan
ide, konsep dan praktik fotografi terlebih
dahulu.
Bahkan, saat ini tren olah digital sudah
menjadi profesi tersendiri. Bukan tidak
mungkin, suatu saat dunia olah digital akan
lepas total dari dunia fotografi. Bila saat itu
tiba, Anda akan diminta memilih menjadi
fotografer ataukah 'oldiger'.

Related Posts

2 comments

Post a Comment

This Blog is DOFOLLOW, Well Please Comment and are not included in spam Thank You..

Cheers,

Admin

Subscribe Our Newsletter