-->

Hobi ini tidak biasa, berburu foto penampakan hantu

Memotret model cantik bagi
para penggemar fotografi sudah bukan
menjadi hal yang aneh. Namun,
bagaimana bila momen yang dibidik adalah
penampakan hantu? Jika tak siap, pasti
akan terbirit-birit.

Hobi nyeleneh satu itu justru digemari
oleh sekelompok remaja. Mereka
menamakan D'Ghostbust Community,
markasnya di kawasan Tuwowo Rejo,
Kenjeran, Surabaya. Dengan berbekal
kamera, mereka mendatangi tempat-
tempat yang dianggap angker.
Tak ada rasa takut sedikitpun bagi
mereka. Sebaliknya, tantangan itu justru
yang dicari dan ingin dirasakan. Dengan
keberanian yang dimiliki, mereka ngotot
harus mendapatkan foto dedemit atau
hantu.

"Kami memulainya pada tahun 2009," kata
Choriyono saat dihubungi detik.com,
Jumat (19/4/2013).
Bendahara D'Ghostbust itu menceritakan,
komunitas 'tidak biasa' ini awalnya
terbentuk dari ide 6 remaja yang
mempunyai kesamaan aktivitas berburu
penampakan hantu. "Ada saya, Hendri,
Fikri, Roni, dan 2 teman lain" tambah
Choriyono yang mengaku lupa nama 2
orang temannya tersebut.
Lambat laun, aktivitas mereka menarik
perhatian yang lain. Saat anggotanya
sudah berjumlah 15 orang, dibentuklah
kepengurusan. Sekarang, D'Ghostbust
yang sudah mempunyai 30 anggota dari
berbagai kota diketuai oleh Roni Kristian
Nataliano.

"Anggota kami berasal dari beragam
profesi seperti mahasiswa dan pekerja.
Tak ada pembatasan agama bagi yang
ingin bergabung," lanjut Choriyono.

Selain hunting penampakan, di markas
besarnya itulah mereka berkumpul untuk
berdiskusi dan membahas ide-ide baru.
Minimal seminggu sekali mereka melakukan
pertemuan.

"Kami hanya berburu penampakan hantu,
bukan berburu hantu. Senjata kami
hanya kamera ataupun ponsel
berkamera," tandas Choriyono yang
mengaku sudah banyak merekam
penampakan di berbagai lokasi di Surabaya
dan Sidoarjo ini.

Yang pasti, kata dia, komunitas ini hanya
sebagai wadah untuk penyaluran hobi.
Bagi dia, hobi yang tidak biasa ini tentu
akan berbuah polemik. Namun, dia tidak
ingin memaksakan kehendak bagi yang
meragukan hasil perburuan
komunitasnya. "Ya boleh percaya boleh
tidak kok," katanya.

Bagaimana pengalaman menegangkan
yang dialami mereka? ikuti kisah
selanjutnya...

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter