-->

Absensi Anak di Sekolah Turun jadi 5% karena Rajin Cuci Tangan

Penularan kuman penyakit bisa terjadi di mana saja. Pada anak-anak, lingkungan sekolah adalah tempat yang paling berisiko menyebarkan kuman. Untuk mengurangi risiko tertular kuman penyakit, ada cara yang amat sederhana, yaitu dengan mencuci tangan dengan sabun.

"Jumlah anak di Indonesia yang berusia 0 - 18 tahun ada sekitar 89 juta jiwa, sebagian besar masih duduk di bangku sekolah," kata dr Kirana Pritasari, Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI dalam acara Apresiasi Pelaksana Terbaik dan Hasil Gerakan 21 Hari Cuci Tangan yang diselenggarakan Lifebuoy di Graha CIMB Niaga, Jl Sudirman, Jakarta, Senin (4/3/3013).

Dr Kirana menerangkan kalau berhasil membuat anak-anak di sekolah membiasakan hidup sehat dengan rajin mencuci tangan, maka kebiasaan sehat tersebut akan terbawa sampai ke keluarga. Secara nasional, data Profil Kesehatan Indonesia 2011 menunjukkan bahwa baru sekitar 53,89% rumah tangga di Indonesia yang menerapkan pola hidup bersih.

Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering dipakai untuk melakukan kontak dengan dunia luar. Dengan mencuci tangan, berbagai risiko penularan penyakit seperti diare, difteri, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), disentri dan berbagai penyakit lain bisa terhindarkan.

"Banyak penyakit infeksi yang bisa kita hindari dengan cuci tangan. Flu burung pun juga bisa kita hindari dengan cuci tangan," terang dr Kirana.

Kebiasaan rajin cuci tangan juga amat berdampak bagi prestasi akademik di sekolah. Contohnya adalah hasil program Gerakan 21 Hari 2012 yang diselenggarakan Lifebuoy. Program ini dilakukan dengan cara membiasakan anak-anak di sekolah dan di rumah untuk mencuci tangan selama 21 hari penuh.

"Rata-rata tingkat absensi siswa di sekolah peserta G21H dilaporkan turun menjadi 5 - 10% dari sebelumnya sekitar 10 - 15%. Dalam setahun, jumlah hari sekolah 260 hari, ini berarti melalui G21H sebanyak 4,7 juta hari sekolah tidak terbuang sia-sia," kata Senior Brand Manager Lifebuoy, Amalia Sarah Santi.

Program G21H ini diselenggarakan di 1.370 Sekolah Dasar (SD) di 10 provinsi dengan total siswa mencapai 364.645 orang. Dari seluruh siswa tersebut, tercatat sebanyak 264.271 siswa berhasil membentuk kebiasaan sehat.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter