Arisan sosialita menjadi tempat favorit para social climber atau orang yang mencari pengakuan sosial lebih tinggi dari statusnya yang sebenarnya. Padahal di tempat arisan, sosok mereka justru tidak disukai kehadirannya.
Hal itu terungkap dalam buku 'Kocok! The Untold Stories of Arisan Ladies & Socialites' yang ditulis oleh Joy Roesma dan Nadya Mulya. Keduanya menulis buku tersebut bersadarkan pengalaman mereka sendiri mengikuti arisan dan wawancara dengan 70 peserta arisan sosialita.
"Hmm, mungkin ini yang banyak 'mencoreng' wajah arisan. Tujuan mereka semata-mata ingin se-ngetop The Socialite dan The Artist tanpa prestasi dan latar belakang jelas," tulis Nadya dan Joy dalam chapter berjudul 'The Social Climber'.
Keberadaan para social climber yang 'mencoreng' dunia sosialita ini juga diakui psikolog seksual Zoya Amirin. Menurut Zoya, orang-orang yang memiliki kebutuhan terlalu tinggi untuk diterima, biasanya bukan orang-orang yang memang benar-benar kaya.
"Mereka-mereka ini yang ingin diterima sama orang-orang yang sudah punya dan itu norak," tukas wanita yang mendapatkan gelar S1 psikologi dan S2 psikologi klinisnya dari Universitas Indonesia itu saat berbincang dengan wolipop di FX, Jl. Jend. Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2013).
Ditambahkan Zoya, para social climber punya kebutuhan khusus untuk diterima masyarakat. Memang semua orang sebenarnya butuh eksistensi, tapi khusus social climber kebutuhan mereka akan eksistensi sudah sampai tahap akut.
"Ketika kita berteman dengan orang-orang itu (sosialita) agar dikenal apalagi kita ambil uangnya itu namanya ngerusak. Lalu kalau mau difoto pada nunjukkin tasnya. Nah biasanya social climber sengaja menyewa tas supaya bisa tampil, itu yang bisa merusak nama arisan pada dasarnya," urai Zoya.
Post a Comment
Post a Comment
This Blog is DOFOLLOW, Well Please Comment and are not included in spam Thank You..
Cheers,
Admin