-->

Kena Penyakit Langka, Bayi Ini Tidak Bisa Menangis

Konon sehat tidaknya seorang bayi bisa dilihat dari intensitas dan kencangnya tangisan bayi tersebut. Tapi bagaimana jika ada bayi yang tak bisa menangis sama sekali? Hal ini terjadi pada seorang bayi malang asal Inggris akibat sebuah penyakit neuromuskular langka yang diidapnya.

Tak layaknya bayi normal, Maddison Gill dari Trull, Somerset ini tak dapat menghisap atau menelan makanan atau minuman, termasuk muntah ataupun batuk Kondisi itu memaksa Madisson, yang pernah menghabiskan hidupnya di Musgrove Hospital, Taunton, Somerset harus diberi makan dan minum obat secara teratur lewat sebuah selang dan diawasi sepanjang waktu. Demikian dikutip dari Daily Mail, Senin (4/2/2013).

Maddison lahir pada bulan Oktober 2011. Pada saat dilahirkan, tim dokter langsung tahu ada yang aneh pada Madisson karena alih-alih menangis, bayi perempuan yang imut ini hanyalah mendeguk. Kondisinya menjadi semakin buruk ketika Madisson diberi botol susu pertamanya karena tubuhnya berubah warna menjadi biru hingga ia membutuhkan resusitasi. Hal ini menguatkan keyakinan para dokter tentang seriusnya kondisi yang terjadi pada bayi ini.

Kemudian Maddison pun diopname di unit neonatal selama 8 minggu sementara tim dokter mencoba mencari tahu ada apa dengan Maddison. Bahkan karena kondisinya yang begitu aneh, tim dokter percaya bahwa Madison bisa jadi adalah satu-satunya bayi di dunia yang mengalami gejala tersebut.

Tamsin Whateley (21) dan pasangannya, Gene Gill (23) sempat membawa putri mereka pulang pada bulan Desember 2011 tapi dua hari kemudian mereka terpaksa harus membawanya kembali ke rumah sakit karena tubuh Maddison berubah menjadi abu-abu. Sejak itu, pasangan ini tak dapat meninggalkan rumah sakit demi menemani putri mereka.

Sejak itu pulalah Maddison menjalani berbagai operasi, termasuk tracheostomy dan gastrostomy untuk membantunya agar dapat bernafas dan makan, tapi dokter tetap saja tak mampu mendiagnosis kondisinya.

"Ia mengidap kondisi neuromuskular yang tak terdiagnosis. Singkatnya ia tak punya gerak refleks. Dari luar ia tampak sangat normal dan melakukan hal-hal yang sama seperti bayi normal seperti tersenyum dan meniup balon tapi ia tak bisa menangis atau menelan makanan atau semacamnya," terang Whateley yang juga seorang mantan perawat anak.

"Ketika menangis pun ia tak menggunakan otot-ototnya untuk membuat ekspresi di wajahnya, ia memakai hal lain sehingga tampaknya ia 'mengacaukan' wajahnya dan merintih-rintih," lanjutnya.

Kendati begitu, sejak Maddison menjalani tracheostomy pada bulan Juli 2012, ia mulai bisa belajar banyak hal. "Kini ia bisa berguling dan takkan berhenti berguling sampai terbentur sesuatu, ia pun tampak sangat menyukainya. Ia juga belajar menahan berat badannya dan berdiri di atas kakinya sendiri," kisahnya.

"Perkembangan ini mengejutkan hampir semua orang. Kata pakar fisioterapi yang telah menangani Maddison sejak lahir, ia sempat berpikir Maddison takkan bisa melakukan hal apapun," tambahnya.

Namun bayi berusia 14 bulan itu akhirnya bisa dibawa pulang ke rumah setelah tim dokter sepakat memberinya ijin. Hanya saja Maddison tetap akan menjalani perawatan selama 24 jam dan para perawat akan terus mengawasi sang bayi hingga ia tertidur untuk memastikan tak ada apa-apa dengannya.

Perawat akan datang dan mengurusi Maddison selama 5 hari dalam seminggu. Beruntung ibu Whateley bersedia pindah ke rumah putrinya dan membantu merawat Maddison untuk dua hari berikutnya.

Terlepas dari itu semua, Whateley mengaku sangat senang mengetahui putrinya akhirnya pulang dan masih tak percaya si buah hati akan menempati kamar tidur yang sejak awal sudah dipersiapkan untuknya.

"Ini adalah perasaan teraneh di dunia ketika mengetahui ia akan berada di kamar sebelah kami. Tapi kami sangat bahagia dan bangga karena ia akhirnya bisa menempati kamar yang kami siapkan untuknya," tutupnya.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter