-->

Anak yang Belajar Alat Musik Tumbuh Lebih Pintar

Agar anak menjadi pemusik besar seperti Mozart atau Beethoven, sejumlah orang tua cenderung terdorong mendaftarkan anaknya untuk mengikuti kursus musik atau belajar alat musik tertentu. Mungkin tampaknya upaya itu hanyalah akan buang-buang waktu, tapi sebuah studi mengklaim bahwa belajar alat musik membuat si anak tumbuh menjadi lebih pintar.

Secara rinci tim peneliti dari Kanada mengungkapkan bahwa mendorong anak masuk kelas musik sejak berusia 6 tahun akan mempercepat perkembangan kemampuan motoriknya.

"Pasalnya belajar alat musik itu membutuhkan koordinasi antara kedua tangan dengan stimuli visual (penglihatan) atau audio (pendengaran) dalam otak. Namun jika proses pembelajarannya telah dilakukan sebelum berusia 7 tahun, hal itu akan cenderung mempercepat proses pematangan koneksi antara region motorik dan sensorik di dalam otak sehingga dapat menciptakan pondasi latihan alat musik yang baik bagi anak," tandas ketua tim peneliti Virginia Penhune, profesor psikologi dari Concordia University di Montreal, Kanada.

"Bahkan semakin muda usia anak ketika belajar alat musik maka konektivitas antarkedua aspek itu akan semakin baik," lanjutnya seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (16/2/2013).

Kesimpulan itu diperoleh setelah peneliti mengamati otak 36 musisi yang rata-rata telah bermain musik dalam kurun waktu yang sama dan menjalani sejumlah tes non-musikal untuk mengetahui kemampuan motorik mereka.

Partisipan dibagi menjadi dua kelompok yakni partisipan yang mulai belajar musik sebelum berusia 7 tahun dan yang belajar musik setelahnya. Lalu hasilnya dibandingkan dengan hasil tes pada partisipan lain (bukan musisi) yang pernah memperoleh sedikit pelatihan alat musik formal atau tak mendapatkan pelatihan sama sekali.

Dari situ diketahui bahwa musisi yang telah belajar musik sejak belum genap berusia 7 tahun dapat menentukan timing (ketika belajar alat musik) secara lebih akurat, bahkan setelah berlatih dalam dua hari saja, dibandingkan rekan-rekan musisi lain atau partisipan yang tidak pernah berlatih alat musik sebelumnya.

Pada waktu yang bersamaan, hasil scan otak musisi yang belajar musik sejak kecil memperlihatkan adanya penambahan bagian putih corpus callosum pada otak mereka. Corpus callosum sendiri merupakan sekelompok serat saraf yang menghubungkan bagian otak kiri dan kanan.

Namun scan otak partisipan bukan musisi dan musisi yang belajar musik setelah berusia 7 tahun tak menunjukkan adanya perbedaan perkembangan otak.

Kendati begitu, Profesor Penhune mengingatkan bahwa kursus alat musik ini tidak serta-merta mengubah anak menjadi komposer musik klasik atau musisi handal karena les piano atau biola saja tidak memberikan dampak yang begitu besar terhadap perkembangan kemampuan anak sebagai musisi karena adanya perbedaan skill spesifik dan kondisi otak yang mengiringinya.

Hanya saja karena studi yang dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience ini juga menguji kemampuan motorik non-musikal pada partisipan, peneliti dapat mengemukakan bahwa manfaat belajar alat musik itu lebih dari sekadar bisa memainkan alat musik saja.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter