Ravictory » Bandung » Musik - Kebanyakan alat musik, biasanya masuk ke dalam tangga nada. Baik tangga nada umum maupun tradisional. Namun berbeda dengan Angklung Buhun, alat musik bambu dari Kampung Legok Kuda, Desa Sukanagara RW 1, RT 1 dan RT 3 ini menghasilkan bunyi sendiri.
Menurut, Pemimpin Angklung Buhun generasi ke-8, Ndut Tarmana (46), sempat ada seorang ahli nada yang bertanya padanya soal tangga nada yang dipakai oleh Angklung Buhun. Namun ia sendiri pun bingung untuk menjelaskannya.
"Kalau ada yang nanya nada apa yang dipakai, saya juga ini enggak tahu, pelog bukan, salendro juga bukan. Bermain angklung ini tanpa konsep, saya diajarkannya begitu, ya begitu," ungkap Ndut.
Uniknya, meski tanpa memiliki nada, ada empat buah lagu yang dihasilkan dari keajaiban angklung tua ini. Yakni 'Salancar', 'Jalantir', 'Lolondokan', dan Aki-aki Leumpang'. "Semua lagu tanpa konsep tanpa lirik. Kita diajarkan angklung langsung ke lagu, karena memang tidak ada tangga nadanya," terang Ndut.
Karena tanpa nada, angklung ini tidak bisa dikolaborasikan dengan lagu-lagu pada umumnya. Beberapa musisi sunda pun terpaksa menghapus keinginannya untuk tampil diiringi Angklung Buhun.
"Almarhum M Darso pernah ingin kolaborasi dengan kami. Tapi tidak bisa. Suara yang dihasilkan angklung ini tidak selaras dengan lagu miliknya. Sinden juga sempat ada yang mau, tapi nadanya tidak cocok," tutupnya.
Post a Comment
Post a Comment
This Blog is DOFOLLOW, Well Please Comment and are not included in spam Thank You..
Cheers,
Admin