-->

Sering Galau di Musim Hujan? Atasi dengan Paparan Cahaya Biru

Seseorang mungkin sering bertanya-tanya mengapa dirinya lebih mudah merasa sendu atau 'galau' di musim hujan daripada di musim panas. Hal ini disebabkan oleh kondisi seasonal affective disorder (SAD) yang dapat diatasi dengan terpapar cahaya biru.

SAD adalah kondisi nyata yang membuat seseorang merasa sendu selama musim hujan. Hal ini terjadi karena kurangnya paparan sinar matahari selama musim dingin dan berpengaruh terhadap kondisi hormonal pengatur suasana hati seseorang.

Seseorang dapat mengalami depresi karena rasa sendu yang berkepanjangan selama musim hujan. Berikut adalah gejala dan tanda-tanda Anda mengembangkan SAD:

- Ngidam makanan manis dan berkarbohidrat
- Kesulitan berkonsentrasi
- Ngantuk sepanjang hari
- Durasi tidur malam yang terlalu panjang
- Berat badan meningkat
- Gairah seksual menurun
- Kurang dapat menikmati hal-hal yang menyenangkan
- Ketegangan otot

Meskipun hal tersebut tampakya terlalu sederhana, tetapi dapat mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. Pemicunya adalah kurangnya cahaya matahari karena periode penyinaran matahari yang terlalu pendek akibat musim hujan. Produksi hormon serotonin yang terkait dengan suasana hati akan menurun ketika paparan terhadap sinar matahari berkurang.

Paparan cahaya terang dapat meningkatkan kadar serotonin, sehingga seseorang cenderung lebih bahagia ketika cuaca cerah dan matahari bersinar sepanjang hari. Tetapi ketika paparan sinar matahari terbatas, tubuh lebih banyak memproduksi hormon melatonin daripa melatonin.

Hal ini menyebabkan seseorang merasa mudah lelah, karena jumlah melatonin dapat membuat seseorang menjadi lesu, nafsu makan meningkat, dan berpengaruh terhadap metabolisme dan emosinya.

Sebuah studi yang dilakukan di Inggris pada tahun 2009 menemukan bahwa sekitar 40 persen dari cahaya matahari yang diserap tubuh selama musim panas adalah cahaya dengan spektrum warna biru. Di musim dingin, persentase cahaya biru dari sinar matahari menurun menjadi 26 persen.

Seseorang yang menghabiskan lebih banyak waktunya di dalam ruangan dan terpapar cahaya lampu, tidak mendapatkan manfaat yang sama dengan cahaya alami dari sinar matahari. Sehingga Anda akan tetap merasa sendu jika kurang mendapat paparan sinar matahari.

Penelitian yang dilakukan di Thomas Jefferson University telah menemukan bahwa paparan cahaya biru menyebabkan koneksi kuat di otak antara daerah yang mengatur bahasa dan emosi. Berada di sekitar cahaya biru dapat merangsang koneksi tersebut dengan lebih baik daripada cahaya hijau, meskipun lampu hijau menguntungkan untuk kesehatan penglihatan.

Seperti dilansir naturalnews, Jumat (18/1/2013), sebuah studi tahun 2006 menemukan bahwa cahaya biru lebih efektif untuk mengurangi gejala SAD daripada cahaya merah. Para ahli berhipotesis bahwa cahaya biru dapat membantu meningkatkan mood seseorang.

Kini telah banyak orang yang memanfaatkan kotak cahaya untuk membantu mengurangi depresi akibat perubahan musim. Kotak cahaya tersebut biasanya memancarkan cahaya putih terang yang dapat membuat perasaan seseorang lebih baik setelah terpapar selama 30 sampai 45 menit per hari.

Cahaya biru mungkin bekerja lebih baik dari cahaya putih untuk menghalau kegalauan. Para peneliti juga menyatakan bahwa mengganti lampu kuning dengan lampu biru dapat meningkatkan produktivitas dan peningkatan suasana hati.

Meski cahaya biru buatan dari lampu yang Anda dapatkan dalam ruangan tidak mampu menggantikan manfaat sinar matahari, tetapi hal ini dapat membantu mengatasi gejala SAD yang sering dialami seseorang ketika musim hujan.

Jika Anda harus bekerja seharian di ruangan, pasanglah lukisan dinding dengan warna terang karena dapat memantulkan sinar matahari yang terbatas tersebut dan meningkatkan mood.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter