Wilkes Barre, Pennsylvania - Sejak remaja, Julia Caples, menyukai darah. Dalam kurun 30 tahun terakhir pun, perempuan berusia 45 tahun ini rutin meminum darah. Bagi Julia, darah membuatnya lebih cantik dan kuat.
Perempuan asal Wilkes Barre, Pennsylvania, ini menjadi vampir di dunia nyata dengan meminum darah manusia hidup dari donor sukarela. Karena kecanduan, setiap bulan hampir 2 liter darah dikonsumsinya.
"Ketika saya 'makan' seseorang dan minum darah mereka, saya merasa lebih kuat dan lebih sehat. Saya tahu secara ilmiah tidak ada gizi dalam darah, tapi mungkin ada beberapa nilai yang belum kita temukan," ujarnya, seperti dilansir DailyMail, Rabu (12/6/2013).
Julia juga mengaku merasa lebih cantik dibanding sebelum ia mengonsumsi darah secara teratur. Ia merasa sangat sehat tanpa ada masalah kesehatan. Ia pun mengaku memiliki banyak energi sepanjang waktu.
Ketertarikan Julia pada darah bermula saat usianya masih belia. Saat melakukan ciuman pertama di masa remaja, ia mengaku mendapat dorongan untuk menggigit kekasihnya.
"Itu naluri alami dan saya menyukai rasanya. Saya hanya mendapat dorongan dan itu benar-benar tidak bisa dijelaskan. Naluri itu tidak pernah pergi. Tak perlu dikatakan, pacar saya tak pernah mencium saya lagi," kenangnya.
Sejak saat itu, Julia dan teman- teman gothicnya mulai sering minum darah. Julia menemukan 'donor' dari penggemar vampir yang berkumpul di local occult and oddities store. Sesama penggemar makhluk penghisap darah, mereka terbiasa saling berbagi darah. 'Sesi minum darah' biasanya berlangsung di rumah Julia, di mana ia memotong donor dengan pisau steril pagan yang dirancangnya sendiri.
Setelah bertemu mantan suaminya, Donald Lazarowicz (49), Julia mulai minum darah hidup secara teratur. Pasangan ini menjadi bagian dari subkultur yang meramaikan klub malam New York dan minum darah satu sama lain. Mereka menikah dalam upacara bertema vampir pada tahun 2000 dan saling meminum darah untuk merayakannya.
Tapi sejak memiliki anak, mantan suaminya memutuskan untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Tapi hal itu tidak berlaku pada Julia. Ia masih melakukan 'ritual' minum darah meski putrinya, Ariel (24) dan Alexei (9), merasa keberatan dengan kebiasaan aneh ibunya.
"Kami punya semua dekorasi di rumah seperti peti mati dan boneka. Saya mulai berpikir dia vampir," kata Alexei. "Saya tidak setuju dengan itu. Saya pikir dia punya banyak risiko kesehatan. Saya khawatir dia mungkin mendapatkan penyakit dari seseorang melalui darah," tambah Ariel.
Julia sendiri sadar akan bahaya kesehatan yang mengancamnya. Tetapi menurutnya, semua donor selalu diuji sebelum ia meminum darah mereka. Donor harus melakukan tes darah untuk memastikan tidak ada penyakit yang ditularkan melalui darah, seperti AIDS atau HIV.
Sementara itu, hematologi Steven Gruenstein dari Mount Sinai Hospital di New York, mengatakan berbagai budaya minum darah telah ada selama ribuan tahun. Hal itu bisa terjadi karena adanya kekurangan zat dalam tubuh.
"Darah tidak mengandung bahan kimia seperti garam, besi, protein, dan orang mungkin terdorong untuk meminumnya karena kekurangan zat besi atau bahan kimia lainnya. Saya benar-benar akan mencegah seseorang menelan darah manusia mentah," Gruenstein memperingatkan.
Ia menjelaskan ada banyak risiko dibalik kebiasaan minum darah. HIV, hepatitis, serta penyakit virus dan bakteri lainnya dapat ditularkan melalui darah. Meski risiko tersebut tidak besar, Gruenstein mengatakan itu akan menjadi bahaya yang tidak perlu.
Promo Fans^^poker :
ReplyDelete- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis