Kehadiran buah hati memang penting bagi pasangan yang sudah menikah.
Dengan hadirnya anak, keluarga akan lebih sempurna dan bahagia. Namun
ketika memasuki usia perkawinan tahun pertama sampai ketiga timbul rasa
kecemasan kenapa tidak hamil-hamil.
Tidak segera hadirnya buah hati memicu pasangan untuk mengadopsi anak sebagai pancingan. Banyak orang percaya mengadopsi anak bisa mempercepat upaya terjadinya kehamilan. Padahal itu salah.
"Jadi banyak pasangan yang menganggap kalau sudah punya anak dengan adopsi ia akan lebih mudah punya anak, itu tidak benar," ujar dr Ivan R Sini, SpOG di sela-sela acara peluncuran buku 'Bayi Tabung' di RSU Bunda, Menteng, Jakarta yang ditulis Jumat (1/3/2013).
Adopsi bukan cara memperbaiki siklus hormonal. Karena saat berbicara adopsi maka tujuannya adalah memiliki kelurga di mana hubungan batin antara orang tua dan anak itu harus terbina apapun hubungan biologisnya.
"Hal ini malah potensial bisa mengganggu di kemudian hari antara hubungan batin kalau memang ternyata anak yang lahir secara biologis itu sudah terjadi. Memang tidak direkomendasikan (adopsi untuk pancing anak)," tambah dokter yang memiliki tiga anak ini.
Setiap pasangan suami istri butuh waktu yang beda-beda untuk memiliki anak. Ada yang segera memiliki anak setelah setahun menikah, tapi ada pula yang bertahun-tahun. Jika sudah lama tak kunjung hamil, pasutri akan didesak untuk mempunyai keturunan. Kondisi ini akan menimbulkan ketidaknyamanan dan tertekan.
"Setiap orang yang ingin punya anak itu pressure-nya tinggi, begitu kawin dicecar saya harus punya anak, terkadang itu membuat hubungan psikologis stres yang lebih tinggi, kemungkinan itu mengganggu ovulasi." jelas dr Ivan.
Kalau pressure tidak tinggi itu bisa membantu dalam berhubungan, tentu dengan perbaikan psikologis membantu pasangan lebih mudah untuk hamil. Karena stres juga bukan penyebab satu-satunya seorang perempuan tak kunjung hamil.
Tidak segera hadirnya buah hati memicu pasangan untuk mengadopsi anak sebagai pancingan. Banyak orang percaya mengadopsi anak bisa mempercepat upaya terjadinya kehamilan. Padahal itu salah.
"Jadi banyak pasangan yang menganggap kalau sudah punya anak dengan adopsi ia akan lebih mudah punya anak, itu tidak benar," ujar dr Ivan R Sini, SpOG di sela-sela acara peluncuran buku 'Bayi Tabung' di RSU Bunda, Menteng, Jakarta yang ditulis Jumat (1/3/2013).
Adopsi bukan cara memperbaiki siklus hormonal. Karena saat berbicara adopsi maka tujuannya adalah memiliki kelurga di mana hubungan batin antara orang tua dan anak itu harus terbina apapun hubungan biologisnya.
"Hal ini malah potensial bisa mengganggu di kemudian hari antara hubungan batin kalau memang ternyata anak yang lahir secara biologis itu sudah terjadi. Memang tidak direkomendasikan (adopsi untuk pancing anak)," tambah dokter yang memiliki tiga anak ini.
Setiap pasangan suami istri butuh waktu yang beda-beda untuk memiliki anak. Ada yang segera memiliki anak setelah setahun menikah, tapi ada pula yang bertahun-tahun. Jika sudah lama tak kunjung hamil, pasutri akan didesak untuk mempunyai keturunan. Kondisi ini akan menimbulkan ketidaknyamanan dan tertekan.
"Setiap orang yang ingin punya anak itu pressure-nya tinggi, begitu kawin dicecar saya harus punya anak, terkadang itu membuat hubungan psikologis stres yang lebih tinggi, kemungkinan itu mengganggu ovulasi." jelas dr Ivan.
Kalau pressure tidak tinggi itu bisa membantu dalam berhubungan, tentu dengan perbaikan psikologis membantu pasangan lebih mudah untuk hamil. Karena stres juga bukan penyebab satu-satunya seorang perempuan tak kunjung hamil.
Post a Comment
Post a Comment
This Blog is DOFOLLOW, Well Please Comment and are not included in spam Thank You..
Cheers,
Admin