Jakarta, Virus korona sepertinya masih menjadi ancaman
bagi masyarakat di seluruh dunia. Di Inggris kembali ditemukan seorang
terinfeksi virus korona yang diduga akibat penularan dari manusia ke
manusia.
Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE selaku Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan ada 1 kasus terinfeksi virus korona yang mana tidak ada riwayat bepergian ke Arab, tapi merupakan kerabat dari pasien sebelumnya.
"Jadi untuk kasus terakhir ini, ada dugaan awal kemungkinan 'human to human transmission', walaupun tidak ada penularan berkelanjutan ke kerabat yang lain," ujar Prof Tjandra dalam rilis yang diterima detikHealth, Sabtu (16/2/2013).
Saat ini penanganan masih dilakukan secara intensif di Inggris dan hasilnya akan terus dilaporkan melalui mekanisme International Health Regulation (IHR) ke semua negara termasuk Indonesia.
Sejak September 2012 sampai hari ini infeksi virus korona sudah terjadi pada 11 kasus yang mana 2 ada di Qatar, 5 di Saudi Arabia, 2 di Jordania dan 2 di Inggris. Yang mana 5 diantaranya meninggal dunia.
Prof Tjandra menjelaskan secara umum gejala dari penyakit ini adalah demam tinggi, sesak napas dan batuk, serta berujung pada gangguan paru dan saluran napas yang berat. Pengobatan dilakukan di rumah sakit sesuai kaidah penanganan pasien dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
"Sampai kini belum ada 'travel restriction' ke negara mana pun, juga belum tersedia vaksin. Jumlah kasus masih amat kecil dan terus dipantau ketat oleh WHO," ungkap Prof Tjandra.
Untuk kewaspadaan, sejak Oktober 2012 lalu P2PL Kemenkes telah membuat edaran ke seluruh Kantor Kesehatan Pelabuhan mengenai kewaspadaan virus korona ini, serta semua petugas surveilans kabupaten sudah diminta meningkatkan surveilans ILI dan SARS.
Virus korona merupakan anggota dari keluarga besar virus termasuk flu biasa dan SARS. Virus ini mengakibatkan infeksi saluran pernapasan pada manusia dan hewan, serta kemungkinan menyebar melalui air liur ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Meski para ahli yakin bahwa virus ini tidak mudah menyebar, namun pasien maupun perawat dan dokter yang bertugas diharuskan mengenakan masker dan melakukan protokol sama seperti penyakit menular untuk mencegah potensi penyebaran virus.
Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE selaku Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan ada 1 kasus terinfeksi virus korona yang mana tidak ada riwayat bepergian ke Arab, tapi merupakan kerabat dari pasien sebelumnya.
"Jadi untuk kasus terakhir ini, ada dugaan awal kemungkinan 'human to human transmission', walaupun tidak ada penularan berkelanjutan ke kerabat yang lain," ujar Prof Tjandra dalam rilis yang diterima detikHealth, Sabtu (16/2/2013).
Saat ini penanganan masih dilakukan secara intensif di Inggris dan hasilnya akan terus dilaporkan melalui mekanisme International Health Regulation (IHR) ke semua negara termasuk Indonesia.
Sejak September 2012 sampai hari ini infeksi virus korona sudah terjadi pada 11 kasus yang mana 2 ada di Qatar, 5 di Saudi Arabia, 2 di Jordania dan 2 di Inggris. Yang mana 5 diantaranya meninggal dunia.
Prof Tjandra menjelaskan secara umum gejala dari penyakit ini adalah demam tinggi, sesak napas dan batuk, serta berujung pada gangguan paru dan saluran napas yang berat. Pengobatan dilakukan di rumah sakit sesuai kaidah penanganan pasien dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
"Sampai kini belum ada 'travel restriction' ke negara mana pun, juga belum tersedia vaksin. Jumlah kasus masih amat kecil dan terus dipantau ketat oleh WHO," ungkap Prof Tjandra.
Untuk kewaspadaan, sejak Oktober 2012 lalu P2PL Kemenkes telah membuat edaran ke seluruh Kantor Kesehatan Pelabuhan mengenai kewaspadaan virus korona ini, serta semua petugas surveilans kabupaten sudah diminta meningkatkan surveilans ILI dan SARS.
Virus korona merupakan anggota dari keluarga besar virus termasuk flu biasa dan SARS. Virus ini mengakibatkan infeksi saluran pernapasan pada manusia dan hewan, serta kemungkinan menyebar melalui air liur ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Meski para ahli yakin bahwa virus ini tidak mudah menyebar, namun pasien maupun perawat dan dokter yang bertugas diharuskan mengenakan masker dan melakukan protokol sama seperti penyakit menular untuk mencegah potensi penyebaran virus.
Post a Comment
Post a Comment
This Blog is DOFOLLOW, Well Please Comment and are not included in spam Thank You..
Cheers,
Admin