-->

Saat Logo Dibumbui Feng Shui

Nuansa Musik bukan perusahaan baru. Mereka sudah menjadi distributor alat musik dan kursus sejak 1987. Logo perusahaan ini berbentuk tiga baris lengkung titik-titik. Setiap garis terdiri atas tujuh titik. Tapi siapa mengira logo untuk perusahaan terkenal ini dibuat oleh desainer baru berusia 25 tahun dengan memadukan seni dengan feng shui?

Desainer itu adalah Jessica Diana Kartika. Ia menjelaskan konsep logo perusahaan yang masuk industri musik itu. “Kami buat dengan konsep tujuh tangga nada, tiga oktaf. Tujuh itu angka keajaiban. Tujuh cakra dalam tubuh manusia, tujuh notasi balok Yunani, tujuh itu memiliki nilai tersendiri,” kata Jessica.

Dalam merancang, Jessica--pada usia semuda itu sudah menjalankan perusahaan yang ia dirikan dengan kantor di Surabaya dan Jakarta, yakni PT Elemen Sukses Mandiri--selalu memperhatikan kepribadian, shio, dan karakter bisnis yang dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip feng shui.

“Contohnya, seorang pemilik yang punya unsur api tapi punya perusahaan di bidang perikanan yang berelemen air, logo perusahaannya harus dibuat sedemikian rupa agar kedua elemen ini seimbang,” ujarnya.

Latar belakang pendidikan formal Jessica memang desain grafis, yakni Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Petra Surabaya. Tapi kemampuan yang membuatnya berbeda dan laris, yakni ilmu feng shui, ia dapatkan dari ayahnya, yang merupakan praktisi ilmu kuno Tiongkok.

Ilmu feng shui tidak ia dapatkan begitu saja, menurun atau lewat wangsit. Ia belajar dari kecil. Saat SMA, Jessica semakin tertarik dan banyak membaca buku-buku tentang pendekatan kuno ini. Sebab, menurut dia, feng shui bukanlah mistik, melainkan sesuatu yang rasional, sehingga bisa dipelajari.

Dia mencontohkan rumah di posisi tusuk sate, yang sering dikatakan kurang baik secara feng shui. “Rumah di tusuk sate terpapar angin dari tiga sudut, sehingga kurang baik bagi kesehatan,” katanya. “Tapi ada solusinya, yaitu menanam pohon di sekeliling rumah untuk mereda angin.”

Dengan bekal feng shui ini, lima tahun lalu, saat kuliah, ia mulai berani menerima pesanan membuat logo perusahaan berdasarkan feng shui. Tiga tahun pengalaman membuatkan logo, pada 2010 ia dan teman kuliahnya, Rudyan Wijaya, resmi membuka usaha desain logo dengan feng shui.

Saat itu mereka hanya berkantor di garasi dan bermodal sebuah komputer. Usaha Jessica semakin berkembang karena respons klien yang positif. “Setelah pembuatan desain logo, klien-klien saya bisnisnya semakin tumbuh,” ujarnya.

Kini Jessica membuka dua kantor, yaitu di Jakarta dan Surabaya. Kliennya datang dari ratusan perusahaan dan institusi, baik domestik maupun internasional. “Di Indonesia, klien kami tersebar dari Medan sampai Sorong,” katanya. “Untuk yang asing, ada dari Singapura, Taiwan, Kamboja, dan Amerika Serikat.”

Ia memberi contoh desain untuk perusahaan perdagangan umum dari Singapura, Spica Signature Ltd. Sedangkan lembaga nonkomersial yang dirancang logonya adalah UKM Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Logo UKM Center dibuat sesuai dengan konsep feng shui, yaitu harmonis dengan alam.

“Konsepnya bambu, karena bambu fleksibel ketika ada badai. Seyogianya pengusaha juga seperti bambu, bisa fleksibel menghadapi rintangan. Kemudian di tengah ada bintang, yang merupakan simbol harapan,” ujar Jessica.

Berkat kerja kerasnya, Jessica diganjar sejumlah penghargaan. Salah satunya dari Japan Foundation, yang dibuatkan logo kerja sama Indonesia-Jepang yang memadukan dua budaya. Karya tersebut dipajang di cabang-cabang Japan Foundation di seluruh dunia. Jessica juga menerima penghargaan Wirausaha Mandiri 2011 dalam kategori terinovatif dan teredukatif.

Yang menyenangkan bagi Jessica, sampai saat ini belum ada pesaing dalam desain logo dengan feng shui. Itulah sebabnya dia bisa menerima 5-8 klien per bulan. Namun, untuk masalah pendapatan, Jessica masih malu-malu untuk membahasnya. “Rezeki itu di tangan Yang di Atas,” ujarnya.

Sejauh ini belum ada keluhan dari klien-klien Jessica karena logo buatannya tidak mendatangkan hoki. “Sejauh ini belum ada yang negatif, bahkan banyak yang ingin melanjutkan kerja sama,” ujarnya.

Bagi dia, logo sangat penting. “Logo adalah doa yang tergambar. Di sana kita melihat soul suatu perusahaan,” katanya. “Logo itu impact-nya bukan hanya ke owner, tapi juga ke tim dan konsumen.”

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter