Angka putus sekolah di Indonesia masih terbilang tinggi. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, secara nasional sebesar 0,68% anak sekolah dasar (SD) di Indonesia mengalami putus sekolah atau drop out (DO).
"Hal ini terjadi karena beberapa persoalan. Tidak hanya faktor ekonomi tetapi juga sosial budaya," ujar M. Nuh di sela-sela kunjungannya di Banjarmasin, Sabtu (9/2/2013).
Ia berencana membuat suatu gerakan untuk menahan agar tidak ada lagi anak putus sekolah. Selain itu juga menjaga agar lulusan SD dapat melanjutkan ke SMP.
"Kalau ada yang DO dari SD dengan alasan apapun atau lulus SD tidak lanjut SMP dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan," tuturnya.
Menurut Nuh, yang paling tahu dengan kondisi demikian adalah pemerintah kabupaten/kota. "Oleh karena itu saya akan bentuk tim secara khusus untuk memonitor kabupaten/kota," ungkapnya.
Ia mengatakan, kapasitas SMP harus dapat menampung semua lulusan SD. Sehingga tidak ada alasan siswa tidak sekolah.
"Jumlah lulusan kan sudah keliatan. Lihat saja dari jumlah siswa kelas 6 SDA," kata M Nuh.
Selain itu, Nuh mengatakan, peran sosial dari para guru sangat penting dalam mengatasi hal ini. Sebab merekalah yang berhubungan langsung terhadap siswa.
kapan rencana tersebut terealisasi pak?
ReplyDeletesaya mau jadi pendidik di posko anak putus sekolah ini.
wah .. saya termotivasi untuk menjadi guru b.ingg disana
ReplyDelete