Warga Kota Bunawan di Filipina sedih bukan kepalang. Buaya terbesar di dunia yang bisa dilihat di kota mereka telah mati. Buaya itu adalah daya tarik utama Kota Bunawan, yang mendatangkan turis domestik dan mancanegara.
Dari News Australia, Senin (11/2/2013), buaya bernama Lolong ini meninggal kemarin. Padahal berkat reptil raksasa ini, kota mungil Bunawan di Provinsi Agusan del Sur mulai membuka pintu pariwisata. Turis domestik dan internasional berbondong-bondong melihat buaya sepanjang 6,17 meter dan seberat 1 ton ini.
Ya, buaya ini bahkan lebih besar dari Cassius, buaya terbesar di Australia yang mencapai 5,2 meter. Predikat buaya terbesar di dunia dicanangkan oleh Guinness World Record. Sebelum ditangkap pada 2011, buaya ini pernah melakukan beberapa serangan mematikan.
Sebelumnya, dokter hewan Alex Collantes pergi ke Bunawan untuk melihat buaya seberat 1 ton ini. Saat datang ke taman ekowisata tempat si buaya dikandangkan, reptil raksasa itu telah dalam keadaan terbalik. Reptil itu pun dinyatakan mati beberapa jam kemudian.
Para pakar hewan memperkirakan buaya ini berusia lebih dari 50 tahun. Walikota Bunawan Edwin Cox Elorde menyatakan, akan mencari tahu penyebab kematian buaya ini. Reptil raksasa ini telah menjadi bintang di kota berpenduduk 37 ribu jiwa tersebut.
Collantes mengatakan, ia dan penjaga taman ekowisata telah mencoba mempertahankan hidup si buaya ini. Caranya dengan merendam tubuh buaya tersebut di air hangat, di tengah cuaca yang sangat dingin bulan ini. Cuaca tersebut dinilai berpengaruh terhadap kondisi si reptil.
Namun apa daya, buaya itu pun akhirnya mati. Petugas taman dan warga Kota Bunawan sampai menangis.
"Saya sangat depresi. Saya menyukai buaya itu, dia memberi ketenaran bagi kota kami dan Filipina," kata Elorde dalam perbincangan telepon dengan News Australia.
Pada 2009, seorang anak kecil menjadi korban buaya terbesar di dunia itu. Tak berapa lama kemudian, seorang nelayan pun menghilang. Beberapa kerbau juga diserang buaya ini di area tersebut. Hingga akhirnya, setelah 3 minggu perburuan, si buaya ditangkap pada September 2011.
Waktu itu sekitar 100 orang menarik si buaya dari rawa, dipimpin oleh Elorde. Buaya itu dinamakan "Lolong".
Pemerintah Kota Bunawan lantas membuat taman ekowisata sebagai rumah baru buaya tersebut. Beberapa waktu setelahnya, turis domestik dan mancanegara pun berdatangan. Pintu pariwisata di pedalaman Filipina itu pun mulai terbuka. Warga setempat mendapat keuntungan dari bisnis pariwisata.
Untuk menambah jumlah wisatawan, kata Elorde, pemerintah Filipina berencana membuat jalan raya sepanjang 1,9 km menuju taman ekowisata tersebut. Namun belum jelas kapan rencana tersebut direalisasikan.
Setelah kematian Lolong, Elorde mengatakan ia berencana mengawetkan reptil tersebut agar warga Bunawan masih bisa mengagumi buaya terbesar di dunia.
"Saya ingin mereka bisa melihat buaya yang memecahkan rekor dunia dan membuat kota kami terlihat di peta," kata Elorde.
Post a Comment
Post a Comment
This Blog is DOFOLLOW, Well Please Comment and are not included in spam Thank You..
Cheers,
Admin