-->

Banyak Pasien Kanker di Indonesia yang Meninggal karena Masih Percaya Mitos

Kanker memang penyakit mematikan, tapi bila dapat dideteksi lebih dini dan mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter-dokter ahli, maka masih ada peluang untuk sembuh. Sayangnya, di Indonesia masih banyak orang yang percaya mitos sehingga kematian karena kanker pun semakin tinggi.

Kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia, bahkan untuk beberapa tahun ke depan diprediksi akan berada pada urutan pertama.

Di Indonesia, tingginya angka kematian karena kanker disebabkan karena keterlambatan deteksi, masih banyak masyarakat yang percaya dengan mitos dan lebih memilih pengobatan tradisional.

"Banyak masyarakat yang masih percaya dengan mitos dan seolah-olah kalau kena kanker seperti ada bom di kepalanya," jelas Prof. Dr. Abdul Muthalib. Sp.PD.KHOM, ahli onkologi dari RSCM-FKUI, dalam acara Medical Excellence JAPAN’s Seminar: 'Indonesia – Japan Medical Collaboration', di Hotel Indonesia Kempinski, Jl. MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (23/2/2013).

Menurut Prof Abdul, ada beberapa mitos terkait kanker yang masih banyak dipercaya masyarakat Indonesia, antara lain:

1. Mitos, kanker seolah-olah hanya masalah kesehatan.

"Ini tidak benar, karena kanker bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah ekonomi, sosial dan perkembangan secara keseluruhan," papar dokter yang juga berpraktik di RS Gading Pluit.

2. Mitos, kanker hanya penyakit orang kaya, orang tua dan terjadi di negara berkembang

Kenyataannya, lanjut Prof Abdul, kanker bisa terjadi di segala usia, bahkan juga anak-anak, dengan segala tingkat ekonomi. Selain di negara berkembang, kanker juga banyak terjadi di negara maju, seperti Jepang.

3. Mitos, kanker adalah vonis mati

"Kanker bukan vonis mati karena banyak dari kanker yang bisa disembuhkan bila ditemukan pada stadium dini," jelas Prof Abdul.

Prof Abdul menjelaskan, sebenarnya banyak yang datang ke dokter pada stadium I, tapi malah lari ke obat tradisional. Setelah gagal, baru datang lagi setelah stadium III atau IV, yang peluang sembuhnya lebih kecil.

"Masyarakat kita masih takut dengan pisau, tapi berani berkelompok untuk berkelahi (tawuran). Sama pisau ahli bedah takut," jelas Prof

4. Mitos, kanker adalah nasib

Kanker bukan nasib tapi karena gaya hidup. Rokok, alkohol, kegemukan. Beberapa kanker juga bisa dicegah, misalnya dengan vaksin hepatitis B untuk mencegah kanker hati, dan vaksin HPV untuk kanker serviks.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter