-->

Alat Kontrasepsi Hormonal Tingkatkan Risiko Diabetes pada Wanita Gemuk

Jika Anda wanita yang termasuk kelebihan berat badan atau mengalami kegemukan, jangan asal dalam memilih alat kontrasepsi. Beberapa metode kontrasepsi hormonal tertentu diketahui dapat meningkatkan risiko diabetes pada wanita yang kelebihan berat badan.

Para peneliti dari University of Southern California membagi sejumlah wanita yang mengalami kegemukan menjadi 3 kelompok berdasarkan alat kontrasepsi yang digunakannya untuk mengendalikan kehamilan. Kelompok pertama terdiri dari wanita yang menggunakan metode kontrasepsi non-hormonal, termasuk kondom, sterilisasi (pria atau wanita) atau IUD.

Kelompok kedua terdiri dari wanita yang menggunakan kontrasepsi IUD-berbasis progestin. Sedangkan kelompok wanita lainnya menggunakan perangkat kontrasepsi hormonal berbasis progestin yang diimplankan di bawah kulitnya.

Studi ini tidak melibatkan wanita yang menggunakan metode kontrasepsi berbasis progestin lainnya seperti pil, cincin atau suntikan. Peneliti juga melakukan penelitian yang hanya berdasarkan progestin saja dan tidak hormon jenis lainnya.

Progestin adalah versi sintetis dari progesteron, yaitu hormon seks wanita, yang memainkan peran penting dalam kehamilan. Progestin adalah salah satu hormon yang digunakan dalam terapi penggantian hormon yang banyak digunakan untuk mengobati gejala-gejala menopause.

Akan tetapi, suntikan progestin juga telah dikaitkan dengan kegagalan perawatan kesuburan. Peneliti menemukan risiko baru dalam penelitian terhadap ketiga kelompok wanita tersebut. Semua alat kontrol kelahiran yang digunakan dalam penelitian ini terbukti efektif dan tidak satupun dari peserta mengalami perubahan berat badan dan peningkatan kadar kolesterol atau tekanan darah.

Penelitian menunjukkan bahwa kelompok wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal yang diimplankan ke kulit mengalami peningkatan kadar gula darah hingga 10 persen selama 6 bulan masa studi. Sementara wanita dengan alat kontrasepsi IUD berbasis progestin mengalami kenaikan gula darah sebanyak 5 persen.

Sebaliknya, kadar glukosa darah justru mengalami penurunan sebesar 2 persen pada kelompok kontrol. Perubahan pada kedua kelompok tersebut dapat mengindikasikan peningkatan risiko terkena diabetes. Efeknya sangat mencolok karena tidak ada peningkatan faktor risiko diabetes lainnya, seperti berat badan.

"Baik injeksi progestin dan implan progestin pada kulit, keduanya dapat menyebabkan perubahan metabolisme tubuh sehingga dapat mengganggu proses pemecahan glukosa," kata peneliti Penina Segall-Gutierrez.

Studi kontrasepsi seringkali hanya melihat wanita dengan berat badan normal, padahal wanita gemuk lebih memerlukan informasi tentang penggunaan alat kontrasepsi yang aman dan efektif terkait kondisinya.

Wanita gemuk juga disarankan untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi hormonal berbasis estrogen, karena obat ini diketahui meningkatkan risiko penggumpalan darah, yang sangat berbahaya bagi kesehatan jantungnya.

Hasil penelitian tersebut kemudian diterbitkan dalam jurnal Contraception, seperti dikutip dari Naturalnews, Minggu (17/2/2013).

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter