-->

Indonesia Urutan Tujuh Dunia Pengguna Software Ilegal

RDBC- Negara kita, Indonesia menempati urutan ketujuh dari 32 negara di dunia dalam hal penggunaan software ilegal atau tanpa lisensi. Hal tersebut berdasarkan hasil riset Business Software Alliance (BSA) dan Ipsos Public Affairs pada 2010 lalu.

“Riset ini dilakukan berdasarkan sisi perilaku pengguna dan kekurangan penegakan hukum dalam hal penggunaan software ilegal,” kata Sekretaris Jenderal Masyarakat Indonesia Anti-Pemalsuan (MIAP) Justisiari P Kusumah di Jakarta, Kamis (16/2) seperti saya kutip dari Media Indonesia.

Kusumah yang juga Kuasa Hukum BSA Indonesia itu mengatakan bahwa Business Software Alliance (BSA) melakukan survei kepada 400-500 responden di 32 negara di dunia. Hasil lain menunjukkan secara global, berdasarkan hasil riset BSA sebanyak 47 persen pengguna komputer pribadi di dunia menggunakan software ilegal.

“Lebih jauh lagi, saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-11 dengan jumlah pemakaian software ilegal atau bajakan sebesar 87 persen,” katanya.

Hal itu berdasarkan tingkat pemakaian software ilegal/bajakan, IDC (International Data Corporation), dalam 2010 Piracy Study yang dirilis pada Mei 2011.

Sementara itu, beberapa studi lain pada pada 2010 menyatakan produk software palsu menjadi salah satu produk yang banyak digunakan konsumen Indonesia sepanjang 2010, yakni sebesar 34,1 persen.

Kalau saya secara pribadi menilai, bahwa maraknya pengunaan software ilegal di kalangan masyarakat indonesia secara umum diakibatkan oleh beberapa faktor, lemahnya daya beli, kurangnya pengetahuan akan dampak negatif dari software bajakan/ilegal, dan faktor lain karena dari sisi bisnis penjualan software bajakan bisa menjadi sumber penghasilan bagi sebagaian masyarakat yg tidak mempunyai pekerjaan tetap.

Memang tidak mudah untuk memberantas itu semua, karena pemakaian software bajakan di Indonesia sudah dilakukan secara meluas dan hampir dari semua kalangan. Selain murah, mudah didapat, dan fiturnya juga menyerupai asli merupakan bebrapa keunggulan dari software bajakan.

Kalau saya secara pribadi lebih memilih untuk menggunakan software yang berstatus freeware dibanding yang versi komersil. Kalau untuk OS komputer bisa beralih ke Linux atau OS lokal, Garuda OS. Dan tidak jarang saya berhasil menemukan banyak sekali software freeware yang secara fitur dan kualitas bisa menyamai bahkan lebih baik dari yang versi berbayar.

Yah, Jika ingin Negara Indonesia tidak dicap sebagai 10 besar pengguna software ilegal di dunia, harus dimulai dari kesadaran tiap individu, apakah masih tetap menggunakan software ilegal, atau beralih ke freeware atau berbayar. Karena apapun yang diupayakan pemerintah akan sulit membendung peredaran software bajakan di di Indonesia kecuali dengan adanya sanksi yang sangat tegas. Dan itu hampir tidak mungkin dilakukan karena mungkin akan terjadi aksi unjuk rasa besar-besaran.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter