-->

Menikmati Kota New York di Top of the Rock

Hampir setiap kota terkemuka di
dunia memiliki tempat strategis bagi
orang untuk melihat pemandangan
secara keseluruhan atau 360 derajat
dari ketinggian tertentu, apakah itu
melalui menara atau puncak gedung
tertentu. Sebut saja Sydney, Kuala
Lumpur, Singapura, Tokyo dan Paris.
Jakarta juga memiliki Monumen
Nasional (Monas), yang, walau tidak
terlalu tinggi, tetap memberikan
pengalaman itu.
Kota New York juga memberikan
sensasi ini melalui Top of the Rock,
dek observasi yang berada di puncak
kompleks gedung Rockefeller Center.
Kompleks gedung ini cukup terkenal
dalam sejarah kota New York dan
merupakan salah satu cagar sejarah
nasional di Amerika Serikat.
Saat ini terdiri dari 19 bangunan, ia
dibangun oleh keluarga Rockefeller,
keluarga konglomerat yang memiliki
penghasilan utama dari industri
pertambangan minyak. Lokasinya ada
di Midtown Manhattan, tepatnya di
persimpangan Fifth Avenue dan Sixth
Avenue.
Mungkin banyak dari kita yang
pernah menonton "Home Alone 2:
Lost in New York" dan mengingat
adegan ketika Kevin dan Kate, sang
ibu, bertemu lagi di bawah pohon
Natal raksasa di Rockefeller Center,
yang berada di kompleks gedung ini,
tepatnya di Lower Plaza. Film lain
yang berlatarbelakang lokasi ini
adalah “The Adjustment Bureau”.
Top of the Rock berada di gedung
tertinggi di Rockefeller Center, yang
dinamai GE Building. Total ada 70
lantai, dan alamatnya berada di 30
Rockefeller Plaza, sehingga sering
dijuluki gedung "30 Rock".
Untuk mengunjungi Top of the Rock
dengan transportasi publik, cukup
turun di stasiun kereta bawah tanah
47th - 50th St./Rockefeller Center, lalu
masuk melalui pintu bawah tanah
dan naik ke loket pembelian tiket.
Harga tiket adalah $ 25 (dewasa) dan
$ 16 (anak-anak). Jam-jam tertentu
lebih mahal, seperti ketika matahari
terbit dan senja ($ 38 untuk dewasa
dan $ 20 anak-anak).
Sebelum naik melalui lift,
pengunjung akan disuguhkan video
pengenalan tentang sejarah "dinasti"
Rockefeller.
Waktu terbaik untuk naik memang
ketika matahari terbit atau senja.
Ketika itu saya naik ketika senja dan
pemandangan di atas dek luar biasa.
Langit berwarna jingga bercampur
ungu, sedikit berkabut. Ada dua dek,
atas dan bawah. Dek atas lebih
sempit, namun pemandangan sedikit
lebih luas. Terdapat beberapa
teropong yang dapat digunakan
dengan koin.
Saya berkeliling dek untuk melihat
kota New York dalam cakupan 360
derajat. Di sisi utara dapat saya lihat
Central Park, taman terbesar di kota
ini yang begitu luas dan megahnya.
Di arah barat terdapat muara Sungai
Hudson, sedangkan di arah timur
terdapat Sungai East.
Menghabiskan waktu satu hingga
dua jam terasa cepat, namun ideal.
Ketika malam datang, lampu-lampu
gedung yang menyala bergantian
membuat saya benar-benar merasa
di "hutan beton". Inilah denyut
jantung kota New York yang
sesungguhnya!


Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter