Jakarta, Demi menghindari penyebaran demam berdarah (DBD), orang-orang melakukan berbagai cara. Mulai darifogging atau pengasapan hingga menerapkan 3M (menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat genangan air).
Namun kadangkala nyamuk pembawa penyakit itu, terutama jenis Aedes aegypti masih saja merajalela.
Tapi kini ada kabar baik. Telah diciptakan sebuah alat baru yang diklaim mampu mendeteksi nyamuk yang membawa virus demam berdarah dan membantu mengurangi penyebaran infeksi yang terjadi pada manusia ke seluruh dunia.
Padahal setiap tahunnya hampir satu juta orang di dunia yang sebagian besar adalah anak-anak harus diopname akibat demam berdarah parah. Dan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia mengalami infeksi yang melemahkan tubuh dan meningkatkan risiko komplikasi akibat demam berdarah yang mematikan.
Alat diagnosis sederhana ini dikembangkan oleh David Mueller dan koleganya dari University of Queensland serta tim peneliti di Melbourne dan Amerika Selatan. Alat yang portabel ini dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi demam berdarah yang dibawa sejumlah besar nyamuk.
"Tak seperti pendekatan lainnya, alat baru ini menyediakan informasi apakah nyamuk itu membawa virus demam berdarah atau tidak," ungkap Muller seperti dilansir dari newkerala, Jumat (25/5/2012).
Alat ini bisa mendiagnosis dengan cepat, spesifik dan tidak membutuhkan perlengkapan atau operator khusus untuk menggunakannya.
"Itu juga berarti alat ini cocok digunakan di negara berkembang di seluruh dunia dimana demam berdarah masih menjadi beban ekonomi dan kesehatan yang signifikan bagi masyarakatnya," ujar Muller sebagaimana terpapar dalamJournal of Virological Methods.
Menurut penelitian sebelumnya, hampir separuh populasi dunia berisiko tertular virus melalui gigitan nyamuk betina yang membawa penyakit menular tersebut.
Paul Young, ketua tim peneliti Muller dari Australian Infectious Diseases Research Centre pun mengatakan bahwa pengujian terhadap alat ini akan terus dilakukan.
"Target proyek ini adalah untuk menyediakan alat yang tidak hanya mampu menilai jumlah nyamuk pada suatu lingkungan namun juga status infeksinya," kata Young.
"Kemudian informasi ini bisa diunggah secara langsung dengan GPS melalui perangkat mobile ke pusat-pusat koordinasi penanganan demam berdarah di seluruh dunia," pungkasnya.
Sumber
Post a Comment
Post a Comment
This Blog is DOFOLLOW, Well Please Comment and are not included in spam Thank You..
Cheers,
Admin