-->

Petualangan Gladiol

Petualangan Gladiol

Pada suatu hari ada seorang anak yang bernama Berlin. Ia masih duduk di sekolah dasar kelas enam di SD Sukamaju. Berlin juga memiliki sahabat yaitu Rere,Shelly dan Nany. Pada saat itu, SD Sukamaju akan melaksanakan kegiatan berkemah di suatu hutan. Anak-anak kelas enam pun bersuka ria termasuk juga Berlin dan teman-temannya. Kegiatan berkemah tersebut akan dilaksanakan satu minggu yang akan datang. Berlin dan teman-temannya  pun tak sabar dengan kegiatan berkemah itu. Namun sayangnya mereka belum memiliki nama regu. Tiba-tiba Berlin mempunyai ide untuk menamakan regu mereka, Gladiol.
“ Teman-teman, satu minggu lagi kan ada kegiatan berkemah di hutan. Sedangkan kita belum memiliki nama untuk regu kita. Bagaimana kalau aku namakan regu ini Gladiol ” Ujar Berlin.
“ Apa itu Gladiol ? ” Tanya Nany.
“ Gladiol itu nama bunga hias yang sangat indah dan harumnya tahan lama. Aku harap regu kita juga dapat selalu bersama-sama selamanya seperti lama harumnya bunga Gladiol “ Jelas Berlin.
“ Wah, kamu kreatif sekali Berlin “ Ucap Rere.
“ Iya benar aku setuju. Bagaimana teman-teman? Apa kalian setuju? “ Tanya Shelly.
“ Iya kami setuju ” Ucap Nany dan Rere.
            Satu minggu kemudian, kegiatan berkemah pun dilaksanakan dari pukul sembilan pagi. Pada jam tersebut anak-anak melaksanakan upacara. Setelah upacara dilaksanakan, anak-anak pun melaksanakan kegiatan selanjutnya, yaitu bermain mencari bendera. Siapa yang menang akan mendapatkan hadiah, dan permainan mencari bendera pun dilaksanakan. Berlin dan teman-teman bersemangat saat melaksanakan permainan ini. Pada saat melaksanakan permainan tersebut, banyak sekali rintangan yang harus mereka selesaikan. Pada rintangan pertama ada jurang yang sangat dalam sekali. Pada rintangan tersebut, tak sengaja Nany terjatuh di jurang .
            “ Tolong.. Tolonggg.. !! Aku terjatuh !!... “ Ucap Nany.
 Nany merasa kesakitan saat terjatuh. Tangannya tergores oleh ranting pohon yang ada disekitarnya. Namun Berlin dan teman-teman segera menolong Nany yang terjebak di jurang itu.
            “Nany, tunggu sebentar. Aku dan teman-teman akan menolongmu ya .. ! “ Teriak Berlin.
 Berlin dan teman-teman berusaha untuk membantu Nany.  Mereka pun mencari cara untuk membantu Nany keluar dari jurang itu. Tanpa berfikir panjang , Berlin mengambil seutas tambang untuk mengeluarkan Nany . Lalu, Berlin pun melempar tambang tersebut kedalam jurang.
“Nany, raihlah tambang ini dan pegang dengan erat. Aku dan teman-teman akan menarik tambang ini.. “ Ujar Berlin.
            “Baiklah Berlin “ Ucap Nany.
            “Ayo teman-teman tarik tambang ini sekuat-kuatnya ya! “ Kata Berlin dengan semangat.
            “OK .. “  Ujar Rere dan Shelly.
Berlin pun memberi aba-aba.
            “Satu.. dua.. tiii..ga “ Ucap Berlin.
Akhirnya Nany bisa keluar dari jurang tersebut. Berlin dan teman-teman pun senang karena Nany sudah keluar dari jurang yang sangat curam itu.
            “Horeeee.. “ Ujar Berlin dan teman-teman.
Karena Berlin dan teman-teman pantang menyerah, mereka tetap melanjutkan permainan. Ternyata masih ada rintangan berikutnya. Rintangan tersebut adalah rintangan mendaki gunung. Namun Berlin dan teman-temannya tidak tahu bagaimana cara untuk mendaki gunung. Berlin dan teman-temannya mencari akal untuk mendaki gunung tersebut.
“ Duhh.. Berlin gimana caranya kita mendaki gunung itu ? “ ujar Rere kebingungan.
“ Bagaimana kalau kita mendakinya menggunakan tambang. “ Komentar Shelly.
“Wah.. Idemu bagus juga tuh Re.. Ayo kita mulai mendaki “ Ucap Berlin sambil bersemangat.
            “ Tapi.. bagaimana, kan kakiku sedang sakit nih! “ Kata Nany.
            “ Tenang akan ku gendong kamu, Nan. “ Ucap Rere.
Akhirnya Berlin dan teman-temannya pun mendaki gunung. Tanpa mereka sadari, mereka akhirnya sampai di puncak gunung tersebut. Padahal Gunung itu tingginya kira-kira 15 meter.
            “ Hey, teman kupikir gunung ini tinggi, ternyata tidak juga ya” Ucap Shelly.
            “ Itu karena kita mendakinya dengan perasaan suka cita. Betul tidak? “ Tanya Rere sambil menirukan gaya Aa Gym.
Mereka pun tertawa terbahak bahak melihat tingkah Rere yang menirukan gaya Aa Gym.
            “ Betul betul, ada – ada saja kamu Re ”  Ujar Nany.
Beberapa menit kemudian, mereka akhirnya sampai di puncak gunung. Disana mereka belum melihat bendera. Rere melihat di seberang gunung tesebut terdapat jembatan yang panjang. Rere akhirnya memberi tahukan kepada teman-temannya.
            “ Hey teman, lihat diseberang sana ! “ Perintah Rere sambil menunjuk ke arah jembatan yang ia lihat. Berlin dan teman-temannya segera melihat apa yang Rere tunjukan.
            “ Apa maksudmu jembatan Re ? “ Tanya Berlin.
            “ Ya  benar “ Balas Rere.
            “ Memangnya ada apa dengan jembatan itu ? “ Tanya Shelly.
            “ Ya mungkin itu petunjuknya, lebih baik coba kita kesana “ Ujar Rere.
            “ Baiklah “ Ucap Shelly.
Mereka pun  segera pergi menuju jembatan tersebut. Setelah menyebrangi jembatan , Rere seperti melihat sesuatu yang tampak bersinar.
            “ Apa itu ? “ Tanya Rere.
            “ Coba kita kesana! “ Ujar Shelly.
            “ OK “ Kata Rere.
Mereka segera menghampiri sinar tersebut dengan berlari. Beberapa menit kemudian, mereka sampai di tempat dimana sinar itu berasal. Ternyata itu adalah tumpukan berlian yang sangat banyak . Mereka sangat terkejut saat melihat berlian tersebut.
              Subhanallah! “ Ucap Shelly dengan terkejut.
Saat melihat berlian tersebut, Tiba - tiba Rere pingsan.
            “ Rere .. “ Kata Berlin.
            “ Rere pingsan “ Ujar Berlin.
            “ Apa ? Rere pingsan ? “ Tanya Shelly.
            “ Iya Shel “ Jawab Berlin.
            “ Lebih baik kita obati dulu Rere “ Ucap Shelly.
Berlin pun menganggukan kepalanya. Berlin dan Shelly segera mengobati Rere. Setelah beberapa menit, Rere pun siuman dari pingsannya.
            “ Re, kau baik-baik saja kan ? “ Tanya Berlin.
            “ Alhamdulillah aku baik – baik saja “ Jawab Rere.
            “ Syukurlah “ Kata Shelly.
Tiba-tiba Nany berfikiran untuk mengambil beberapa berlian tersebut.
“ Teman-teman, bagaimana kalau kita ambil beberapa berlian ini sebagai oleh-oleh untuk orang tua kita? “ Tanya Nany.
“ Kau gila Nany! Ini kan bukan berlian milik kita. Kau jangan main ambil saja. Itu namanya perbuatan dosa. “  Jelas Berlin.
            “Iya betul Berlin ” Ucap Rere dan Shelly secara serentak.
Setelah kejadian tersebut, Nany akhirnya berubah fikiran untuk tidak mengambil berlian itu. Dan mereka pun tetap melanjutkan perjalanan mereka.  Akhirnya mereka  berhasil keluar dari tempat itu. Karena saking lelahnya, mereka beristirahat sejenak di sebuah pohon.
            “ Hmmm.. sejuk sekali disini “ Ucap Berlin.
            “ Ya  “ Kata Shelly.
Setelah mereka istirahat, mereka melihat ada sebuah sungai yang memiliki air yang sangat jernih. Mereka pun segera pergi ke sungai itu. Di sana Rere melihat sesuatu yang berkibar-kibar. Setelah di lihat dari dekat, ternyata itu adalah bendera yang selama ini mereka cari.
“ Hey lihat, sepertinya itu bendera yang selama ini kita cari ” Ujar Rere.
“ Oya benar, ayo cepat teman-teman! ” Ajak Berlin.
Akhirnya mereka segera mengambil bendera tersebut dan menuju ke lapangan untuk  diberikan kepada guru pramukanya.
            “ Selamat ya regu Gladiol, kalian telah memenangkan permainan ini “ Ucap guru pramukanya sambil bertepuk tangan. Berlin dan teman-temannya teriak kegirangan, karena regu Gladiol telah menang. Akhirnya mereka mendapatkan piala emas yang besar, bagus dan bentuknya indah sekali.
Malam pun tiba, Berlin dan teman-temannya melaksanakan kegiatan api unggun. Walau pun mereka lelah namun mereka tetap semangat.
“ Teman-teman, hari ini adalah hari yang melelahkan bagi kita. Mudah-mudahan setelah hari ini, kita akan terus kompak dan semangat menghadapi hari esok, lusa, dan seterusnya “ Ujar Berlin.
“ Amiin Ya Rabbal alamin ” Ucap Rere, Shelly, dan Nany serentak.
Setelah melaksanakan kegiatan api unggun mereka pun tidur di tenda.
Keesokan  harinya, Berlin dan teman-teman harus pulang dan meninggalkan tempat tersebut karena waktu berkemah sudah selesai. Berlin dan teman-teman pulang kerumahnya masing-masing dengan wajah yang sangat lelah. Mereka pun sangat rindu dengan kejadian kemarin saat membantu Nany keluar dari jurang yang dalam, mendaki gunung, dan kejadian lainnya. Bagi Berlin, hal itu adalah suatu pengalaman yang sangat indah bersama teman-temannya. Berlin pun berharap kejadian itu dapat mempererat persahabatan mereka dan menjadikan mereka anak- anak yang cerdas, kreatif dan jujur.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter